Page 79 - BERFIKIR
P. 79

Oh ya gw juga tau, sebagus apapun kampus ada aja mahasiswa
            yang  otak  atau  kelakuannya  minus.  Tapi  dengan  lingkungan

            kampus  yang baik,  seenggaknya dia akan terpengaruh sedikit
            banyak  sebab  faktor  itu.  Dalam  ilmu  statistika,  kalo  ada  40
            orang dalam satu kelas, lalu ada 2 orang yang ga ahli (ga sesuai
            target) setelah lulus, maka kita akan tetap memandang populasi

            tersebut  itu  baik.  Artinya  2  orang  error  tersebut  ga  mewakili
            populasi,  tapi  yang  mewakili  populasi  itu  adalah  38  orang
            lainnya.

            Begitu  juga  kalo  ada  yang  bilang  “ah,  gw  lulus  dari  kampus
            yang  punya  fasilitas  kurang  bagus,  dosen  jarang  datang,  tapi
            gw sekarang bisa kerja di perusahaan bagus dengan gaji yang

            gede kok”.

            Ya,  faktanya  emang  ada  kasus  seperti  ini.  Tapi  coba  lu  cek,
            dari  satu  kelas,  yang  punya  keberuntungan  seperti  lu  ada
            berapa orang? Kalo cuma ada satu atau dua orang, itu disebut
            dengan  nilai  outlier  atau  nilai  ekstrim.  Ga  bisa  lu  jadiin

            argumen  bantahan  terhadap  teori  yang  lagi  gw  bahas.  Kalau
            dari satu kelas lu mayoritas jago, itu baru boleh lu jadiin anti
            tesis dari teori yang gw bahas.

            Karena  sejatinya,  banyak  mahasiswa  yang  semangat  buat
            belajar di tempat kuliah tapi lingkungannya yang ga memadai,

            teman yang ga optimis dan/atau dosen yang kurang kompeten.
            Semua hal tersebut bikin mahasiswa yang semangat jadi malas.
            Mungkin cuma satu atau dua mahasiswa yang punya imunitas

            lebih  kuat  untuk  belajar  lebih  giat  secara  otodidak,  tapi
                                          64
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84