Page 17 - Tugas PEPA Riri Rianty
P. 17

aktif dengan melakukan pengawasan terhadap produk yang beredar. Memperhatikan
                        masa berlaku sertifikat halal pada produk yang dibeli, pencantuman logo halal dan non

                        halal  pada  kemasan.  Selain  itu  juga  dapat  ikut  serta  untuk  melakukan  sosialisasi
                        tentang  jaminan  produk  halal  di  lingkungan  sekitarnya,  seperti  keluarga  maupun

                        tempat kerja. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
                        mengamanatkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

                        Dalam melaksanakan tugasnya, BPJPH bertanggung jawab langsung kepada Menteri

                        Agama (Suparto et al. 2016).
                             Berdasarkan  Undang-undang  tersebut,  BPJPH  memiliki  beberapa  tugas

                        diantaranya (1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH (2) Menetapkan norma,

                        standar, prosedur, dan kriteria JPH (3) Menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan
                        Label Halal pada Produk (4) Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada produk luar

                        negeri (5) Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal (6) Melakukan
                        akreditasi  terhadap  LPH  (7)  Melakukan  registrasi  Auditor  Halal  (8)  Melakukan

                        pengawasan  terhadap  JPH  (9)  Melakukan  pembinaan  Auditor  Halal;  dan  (10)
                        Melakukan  kerja  sama  dengan  lembaga  dalam  dan  luar  negeri  di  bidang

                        penyelenggaraan JPH (Pasal 6 UU JPH). BPJPH menetapkan logo atau label yang

                        diberlakukan  di  seluruh  indonesia.  Selain  itu  juga  berwenang  dalam  penerbitan
                        maupun pencabutan logo halal.

                                PERBEDAAN SERTIFIKASI SEBELUM DAN SESUDAH UU JPH
                             Pada awalnya lembaga yang terlibat dalam sertifikasi halal terdiri dari (1) MUI

                        melalui Komisi Fatwa sebagai pemberi fatwa dan sertifikat halal, (2) LPPOM MUI
                        sebagai pemeriksa kehalalan produk mulai dari bahan baku sampai proses produksi,

                        (3)  BPOM  sebagai  pemberi  izin  dalam  pemasangan  label  halal,  (4)  Kementerian

                        Agama sebagai pembuat kebijakan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan
                        (5) Kementerian terkait lainnya. Sedangkan setelah adanya Undang-Undang Jaminan

                        Produk Halal, maka terdapat beberapa perubahan terkait lembaga yang terlibat dalam

                        sertifikasi, yaitu (1) Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai
                        lembaga utama yang berwenang dalam proses sertifikasi halal (2) Lembaga Pemeriksa

                        Halal  sebagai  lembaga  yang  melakukan  audit  atau  pemeriksaan  produk  halal.
                        Sedangkan LPPOM MUI akan menjadi salah satu bagian dari LPH bersama LPH lain

                        baik  yang  didirikan  oleh  Pemerintah  maupun  masyarakat  (3)  MUI  tetap  sebagai
                        pemberi fatwa, namun tidak berwenang penuh dalam proses sertifikasi halal (4) MUI



                                                            1
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22