Page 154 - DUMMY BUKU KPU SUKOHARJO
P. 154
Cengiz Erisen (2018) membagi pemilih emosional menjadi dua, pemilih
aktif dan pasif. Pemilih aktif emosional sangat gampang diidentifikasi,
mereka akan sangat mudah terprovokasi dan sangat cepat merespons
isu tersebut. Ini mudah sekali untuk didapatkan, contohnya di Facebook
kalau ada teman anda yang secara aktif dan agresif mem-posting isu
politik yang berbau agama dan identitas di halaman media sosial mereka
atau aktif memberi komentar yang frontal dan keras, maka mereka
bisa dikategorikan dengan pemilih aktif emosional. Sedangkan pemilih
pasif-emosional adalah pemilih yang tidak menampakkan emosinya
secara terang benderang, biasanya pemilih ini cenderung menggunakan
pola komunikasi diam (silent communication) karena mereka tidak
menunjukkan pilihan mereka dan tidak ingin dinilai secara sosial dari
pilihan mereka. Biasanya pemilih seperti ini bisa diliat dari artikel
yang mereka ‘like’. Pemilih pasif-emosional cenderung menggunakan
pola komunikasi diam (silent communication) karena mereka tidak
menunjukkan pilihan mereka dan tidak ingin dinilai secara sosial dari
pilihan mereka.
Pemilih rasional-emosional adalah pemilih yang cenderung akan
diam ketika melihat isu yang bersifat agama, identitas, dan simbolik
digaungkan karena mereka membutuhkan waktu untuk memproses
informasi dan isu tersebut. Akan tetapi dalam proses penerjemahan
informasi tersebut faktor emosional alam bawah sadar masih dominan
sehingga proses penerjemahan informasi terdistorsi oleh faktor-faktor
yang secara tidak sadar membentuk pola pikir mereka. Pemilih rasional-
emosional adalah tipikal pemilih yang lebih pasif dan suka mengamati.
Pemilih rasional adalah pemilih yang mengesampingkan faktor emosional
dalam memaknai suatu informasi. Proses analisa dalam pemilih rasional
mengedepankan data yang afirmatif dan majemuk. Pemilih rasional
mengedepankan komunikasi aktif dan terbuka, dalam artian mereka bisa
menjawab secara terinci kenapa mereka membuat suatu pilihan politis.
Pemilih mengamati, mempelajari dan menilai tokoh-tokoh yang ikut
dalam Pilkada dan yang di rasa mampu mewakili kepentingan mereka.
Pigur pasangan calon bupati pada pemilihan Bupati Sukoharjo Tahun
154 Pandemi Tak Halangi Partisipasi