Page 58 - BUKU AJAR HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
P. 58
Buku Ajar High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
bagian luar ini tidak selalu mencerminkan tingkat kematangan
dan kerusakan bagian dalam buah. Bila ingin menentukan mutu
bagian dalam buah harus digunakan cara kimia basah (HPLC)
yang bersifat merusak. Dalam menanggulangi masalah ini perlu
dilakukan suatu penelitian mengenai teknologi tertentu yang
dapat dimanfaatkan untuk menentukan mutu bagian dalam buah-
buahan secara tidak merusak.
Hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa metode ultrasonik dapat dipakai untuk menentukan
tingkat kematangan buah manggis secara tidak merusak.
Berdasarkan basil kalibrasi 80 buah manggis, kecepatan
gelombang ultrasonik yang merambat melalui buah manggis
untuk tiap tingkat kematangan mempunvai nilai yang berbeda-
beda. Buah manggis yang masih mentah mempunyai kecepatan
gelombang ultrasonik rata-rata 337.4 m/s, untuk buah setengah
matang 369.1 m/s, buah matang 397.4 mis, serta untuk buah
Iewat matang mempunyai nilai kecepatan rata-rata 449.6 mis.
Nilai kecepatan rata-rata gelombang ultrasonik yang merambat
pada tiap tingkat kematangan buah digunakan untuk membuat
suatu persamaan empiris. Persamaan ini menghubungkan
tingkat kematangan terhadap kecepatan gelombang ultrasonik
untuk memperkirakan tingkat kematangan berdasarkan
ultrasonik. diperoleh Tk = 0.0268 V 7.9258.
Persamaan empiris yang diperoleh diuji dengan pengukuran
kecepatan pada berbagai kondisi buah dengan warna visual
yang beraneka ragam. Berdasarkan basil uji coba 100 buah
manggis diperoleh perbedaan perkiraan kematangan antara
ultrasonik dan warna kulit. Perbedaan tersebut mencapai 21%,
hal ini menunjukkan bahwa warna kulit belum tentu
mencerminkan tingkat kematangan dan kerusakan bagian dalam
buah.
Pendugaan Kandungan Senyawa Bioaktif Atau Senyawa
Penciri Beberapa Tanaman Obat
Secara kualitatif dan kuantitatif suatu senyawa aktif dapat
diketahui antara lain melalui metode HPLC (High Performance
Liquid Chromatography) dan FTIR (Fourier Trasfrorm Infrared).
Penentuan kandungan senyawa aktif atau senyawa penciri
dilakukan melalui proses yang panjang meliputi penghancuran
bahan, pelarutan, dan pengukuran dengan HPLC dan FTIR.
52