Page 270 - Uji Klinik Fase III Vaksin COVID-19 di Indonesia
P. 270

Di dalam negeri, vaksin COVID-19 harus mendapat izin edar dari Badan Pengawas
               Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa dijual. Sementara, untuk bisa menjual vaksin
               ke  negara  lain,  Kusnandi  mengatakan,  Bio  Farma  harus  mendapat  izin  dari
               Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
               "Vaksin ini  tetap  melalui  fase  pertama,  kedua,  dan  ketiga.  Jadi  tidak  dipercepat.
               Setelah  lolos  fase  tiga,  mesti  masuk multicenter.  Kalau multicenter bagus,  ya
               dengan izin Badan POM dan WHO, vaksinnya bisa dijual," kata Kusnandi.

               Hasil Uji Klinik Tahap 1 dan 2 Menunjukkan Hasil Baik

               Jokowi  melihat  langsung  uji  klinis  Vaksin  COVID-19  atau  Vaksin  Corona  Sinovac
               hari  pertama di Bandung. Tampak,  Menteri  Kesehatan  RI Terawan  Agus  Putranto
               dan  Menteri  BUMN  Erick  Tohir  mendampingi  Presiden  Jokowi.  (Foto:  Sekretariat
               Presiden)

               Pada uji klinis tahap ketiga, akan dilihat keamaan dan imunogenisitas atau respons
               imun  tubuh  individu  terhadap  vaksin  yang  diberikan.  Selain  itu,  juga  dilihat  efikasi
               atau manfaat bagi individu yang diimunisasi.

               Kusnandi  mengatakan,  jika  dilihat  dari  uji  klinis  vaksin  COVID-19  Sinovac  fase
               pertama  dan  kedua  yang  dilakukan  di  Wuhan,  kadar  zat  anti  COVID-19  sudah
               menunjukkan hasil yang bagus, yakni mencapai 97 dan 96 persen.

               Kusnandi menjelaskan, uji klinis fase ketiga memerlukan relawan yang besar, lebih
               besar  dari  fase  pertama  dan  kedua  guna  melihat  keamanan  dan  imunogenisitas
               kandidat vaksin.

               Karenanya,  untuk  uji  klinis  fase  ketiga  ini,  tidak  hanya  melibatkan  Indonesia,
               melainkan beberapa negara lain seperti Brasil, Banglades, dan UEA untuk melihat
               dampaknya secara lebih luas. Nantinya, hasil penelitian dari uji klinik fase tiga dari
               berbagai negara yang berpartisipasi tersebut akan digabungkan.

               "Menurut  saya,  efikasi  itu  dilihat  dari  imunogenisitas.  Dilihat  kadar  zat  anti.  Kalau
               saya  lihat,  kadar  zat  anti  yang  ada,  yang  kemarin  di  Wuhan  itu,  uji  klinis  fase
               pertama  dan  dua,  itu  bagus,  sudah  97  persen  dan  96  persen.  Bagus  hasilnya.
               Makanya  kita  mau  coba  dengan  yang  lebih  luas  lagi,  akan  tetap  segitu enggak.
               Kalau segitu, ya bagus datanya."

               Tidak Ada Kendala Berarti

               Hingga  saat  ini,  Kusnandi  belum  melihat  adanya  kendala  dalam  pengembangan
               vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia. Menurutnya, pengembangan vaksin harus
               didukung  mengingat  sampai  sekarang  belum  ditemukan  obat  untuk  mengatasi
               infeksi  COVID-19.  Dengan  tersedianya  vaksin,  masyarakat  bisa  kebal  terhadap
               infeksi virus SARS-CoV-2.
               "Kalau misalnya sudah 70 persen dari populasi yang divaksin, itu sudah timbul herd
               immunity. Jadi, kalau (terbentuk) herd immunity, 30 persen orang yang tidak divaksin
               juga ikut terlindungi," ujarnya.
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275