Page 16 - Sinergitas Dalam Hilirisasi Riset Obat, Obat Tradisional, dan Pangan Untuk Percepatan Perizinan
P. 16
Salah satu produk yang sudah berhasil dilakukan pendampingan dalam hilirisasi yaitu
Stem Cell produksi Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya dan Albumin
yang berasal dari ikan gabus yang dikembangkan oleh Universitas Hasanudin
Makassar bersama PT Royal Medika.
Selain itu, produk biologi yang sedang dikembangkan adalah enoxaparin bersumber
domba, trastuzumab, dan sejumlah vaksin antara lain MR, Hepatitis B, Tifoid,
Rotavirus, Polio. Sedangkan untuk produk fitofarmaka antara lain ekstrak seledri,
binahong, daun kelor, daun gambir dan bajakah.
Sementara itu, untuk mewujudkan kemandirian produk darah dilakukan
pengembangan industri fraksionasi plasma. Langkah awal untuk penyediaan bahan
baku plasma adalah dengan melakukan pendampingan dan percepatan sertifikasi
Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah
Indonesia (PMI).
“Saat ini telah tersertifikasi tiga belas UTD PMI dan empat diantaranya akan
diserahkan secara resmi pada kegiatan ini yaitu yaitu: UTD PMI Kota Makassar, Kota
Malang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Banyumas,” kata Penny dalam acara
Dialog Nasional Sinergitas dalam Hilirisasi Riset Obat, Obat Tradisional, dan Pangan
untuk Percepatan Perijinan di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Penny menegaskan, sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia, Badan POM
melakukan pengawalan terhadap product life cycle yang merupakan siklus mata rantai
yang tidak dapat dipisahkan.
“Ini merupakan satu kesatuan mencakup pre dan post-market,” kata Penny.