Page 104 - Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia
P. 104
- Pada pasien dengan bersihan kreatinin <20
ml/menit/1,73 m : perlu dilakukan modifikasi
2
dosis dan/atau frekuensi pemberian tergantung
pada tingkat kerusakan ginjalnya. Pada pasien
tersebut, turunkan dosis menjadi ½ dosis lazim.
- Pada pasien hemodialisis: 0,5-2 g diberikan
dalam dosis tunggal per hari dan berikan dosis
setelah setiap periode dialisis.
Lama pengobatan
- Tergantung dari jenis infeksi, tetapi secara
umum obat harus diteruskan minimal 48-72 jam
setelah pasien tidak demam atau eradikasi
kuman infeksi tercapai. Pada infeksi karena
Streptococcus pyogenes: obat harus dilanjutkan
selama 10 hari untuk mengurangi risiko demam
reumatik dan glomerulonefritis.
d) Peringatan:
- Pada pengobatan dengan sefotaksim, seperti
antibiotik sefalosporin lainnya, reaksi alergi
tidak dapat dihindarkan.
- Penggunaan jangka panjang dapat
mengakibatkan pertumbuhan beberapa
organisme yang tidak sensitif, terutama candida
dan pseudomonas. Vaginitis dan moniliasis
dapat terjadi pada <1% pasien. Selama
pemakaian sefotaksim, galur yang resisten dari
beberapa organisme dapat berkembang,
terutama enterobacter, Ps. aeruginosa, dan
serratia. Harus dilakukan pengamatan yang
seksama terhadap pemakaian sefotaksim. Bila
95