Page 106 - Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia
P. 106
e) Interaksi Obat:
- Studi in vitro menunjukkan bahwa aktivitas
antibakteri sefotaksim dan aminoglikosida
bersifat aditif/sinergis terhadap beberapa
organisme termasuk beberapa galur Ps.
aeruginosa dan S. marcescens. Akan tetapi, sifat
sinergisme tidak dapat diprediksi dan sifat
antagonisme juga dapat terjadi bila sefotaksim
dikombinasi dengan aminoglikosida.
- Pemberian bersama probenesid akan
meningkatkan kadar sefotaksim dalam serum.
f) Efek Samping:
- Gangguan saluran cerna: anoreksia, diare, mual,
muntah, nyeri perut dan kolitis.
- Pada keadaan inflamasi intestinal yang
disebabkan oleh pemberian sefotaksim, hal
tersebut akan membahayakan jiwa pasien,
sehingga pemberian sefotaksim harus segera
dihentikan dan pengobatan awal yang tepat
harus diberikan. Sebaiknya hindari pemberian
obat yang dapat menghambat peristaltik usus.
- Perubahan hematologik: neutropenia,
leukopenia, granulositopenia, trombositopenia.
- Pada pengobatan lebih dari 10 hari: lakukan
monitoring blood count.
- Reaksi hipersensitivitas: ruam (makulopapular
atau erythematous), pruritus, demam dan
eosinofilia.
- Pada nefritis interstisial dapat terjadi syok
anafilaksis yang mengancam jiwa pasien dan
97