Page 14 - Konferensi Pers Penyerahan Bantuan Satgas COVID-19 dari Badan POM kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19_Neat
P. 14
Judul : Penjual Klorokuin Ilegal Bertebaran di Internet
Nama Media : Tribunnews.com
Tanggal : 8 April 2020
Halaman/URL : https://www.tribunnews.com/corona/2020/04/08/penjual-
klorokuin-ilegal-bertebaran-di-internet
Tipe Media : Online
Sejumlah pihak berusaha
mengambil keuntungan di
tengah pandemi virus
corona (Covid-19), di
antaranya dengan menjual
obat Klorokuin yang diyakini
bisa mengobati
penderita Covid-19.
Obat keras yang semula untuk
mengobati malaria dan harus
dengan resep dokter itu diperjualbelikan bebas secara online.
Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) menemukan setidaknya ada 5600 link
iklan obat klorokuin ilegal berseliweran dan dijual secara online.
BPOM minta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menghapus ribuan
iklan itu karena sudah melanggar dan mengkhawatirkan.
Hal itu disampaikan Kepala BPOM Penny Lukito, dalam konferensi pers di kantor
BNPB, Jakarta, Selasa (7/4). "Sampai saat ini sudah ada 5600 link iklan penjualan
obat Klorokuin yang ilegal. Itu harus menjadi perhatian masyarakat untuk tidak
membeli obat Klorokuin di jalur ilegal," kata Penny.
Penny mengatakan BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) dan perusahaan penyedia jasa jual beli online untuk
menghapus iklan-iklan ilegal tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan para pemilik market place yang mempunyai
obat-obat ini dijual online mereka. Dan juga berkoordinasi dengan Kominfo untuk
takedown," tutur Penny.
Penny menegaskan bahwa obat Klorokuin merupakan obat yang keras di mana
penggunaannya harus dengan resep atau pengawasan dokter. "Seperti diketahui
bahwa obat untuk Covid-19, Klorokuin dikategorikan sebagai obat keras. Artinya
tidak boleh diedarkan digunakan tanpa pengawasan dokter," tegas Penny.
Selain melakukan pengawasan, BPOM juga membantu pemerintah dalam
pencegahan penyebaran virus corona dengan mempermudah perizinan masuknya
bahan baku obat Covid-19.