Page 23 - Konferensi Pers Penyerahan Bantuan Satgas COVID-19 dari Badan POM kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19_Neat
P. 23
"Tidak ada upaya pencegahan dengan meminum obat tertentu," tegasnya.
Terkait hal itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny
K. Lukito mengatakan pihaknya telah melakukan pengujian kualitas dan
pengawasan peredaran obat untuk membantu perawatan COVID-19 di media
daring.
“Terhadap obat-obat seperti klorokuin, kami akan intensif melakukan uji cepat
untuk melihat kadar kualitas dari obat-obat yang beredar tersebut,” ujar
Penny, pada Rabu (8/4).
Secara rinci disebutkan, pengujian kualitas obat yang digunakan dalam
penanganan COVID-19 melibatkan 33 Laboratorium Balai Besar atau Balai
POM yang telah terakreditasi.
Sementara untuk pengujian kualitas obat Klorokuin dan Oseltamivir dilakukan
dengan rapid test yakni menggunakan alat dan prosedur khusus di mini
laboratorium, sedangkan obat lainnya diuji di laboratorium sesuai kompendial
atau farmakope.
Selain itu, BPOM telah aktif melakukan patroli siber khususnya terkait obat
klorokuin dan sejenisnya.
“Selama periode 6 Maret sampai dengan 2 April 2020, Badan POM telah
mengidentifikasi adanya 5.633 situs/link yang mengiklankan penjulan obat
klorokuin dan sejenisnya. Terhadap temuan tersebut, Badan POM telah
berkoordinasi dengan IdEA (Indonesian E-Commerce Association),
Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta beberapa platform e-
commerce agar melakukan takedown terhadap link tersebut,” tegas Penny.
Patroli siber yang dilakukan BPOM merupakan bentuk pengawasan terhadap
peredaran obat COVID-19 yang tergolong obat keras dan seharusnya tidak
bisa dibeli secara bebas. Obat yang dimaksud harus diberikan dalam
perawatan intensif dari para petugas kesehatan yang terampil.
Dengan pengawalan akses ketersediaan obat yang ada saat ini, BPOM
menjamin obat-obat yang digunakan telah sesuai dengan pedoman yang
diberikan dan sudah menjadi rujukan pengobatan COVID-19 dari
perlindungan dokter Indonesia.