Page 30 - 020222_Badan POM Terbitkan Persetujuan Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm sebagai Dosis Booster
P. 30
Judul : BPOM terbitkan izi penggunaan darurat vaksin Sinopharm
untuk penguat
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 2 Februari 2022
Halaman/URL : BPOM terbitkan EUA penggunaan vaksin Sinopharm untuk
penguat - ANTARA News
Tipe Media : Online
Vaksin Sinopharm resmi digunakan
sebagai vaksin Covid-19 ke-6 untuk
program vaksinasi booster atau dosis
lanjutan. Kepastian vaksin Sinopharm
digunakan sebagai booster setelah
memperoleh Izin Penggunaan Darurat
(Emergency Use Authorization/EUA) dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM).
Vaksin Sinopharm atau dikenal dengan
nama SARS-Cov-2 Vaccine (Vero Cell), Inactivated, merupakan produksi Beijing Bio-
Institute Biological, China. Vaksin ini telah didaftarkan PT Kimia Farma untuk
penggunaan booster homolog pada usia dewasa 18 tahun atau lebih yang telah
mendapatkan dosis primer lengkap sekurang-kurangnya 6 bulan.
"Sesuai persyaratan penggunaan darurat, Badan POM telah melakukan evaluasi
terhadap aspek khasiat dan keamanan mengacu pada standar evaluasi vaksin Covid-
19 untuk vaksin Sinopharm sebagai dosis booster homolog untuk dewasa 18 tahun
ke atas,” kata Kepala Badan POM, Penny K. Lukito melalui siaran pers, Rabu (2/2).
Aspek Keamanan
Berdasarkan aspek keamanan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster
umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi
sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster
lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.
Adapun KTD yang sering terjadi merupakan reaksi lokal seperti nyeri di tempat
suntikan, pembengkakan, dan kemerahan serta reaksi sistemik seperti sakit kepala,
kelelahan, dan nyeri otot, dengan tingkat keparahan grade 1-2.
Dari aspek Imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter
pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8
kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster. Respons imun setelah pemberian
booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat
vaksinasi primer.