Page 208 - Badan POM Kawal Keamanan, khasiat dan mutu vaksin sinovac
P. 208

Badan POM sesuai dengan rencana vaksinasi yang ditetapkan oleh Pemerintah,”
               katanya.

               Mengingat  kebutuhan  akan  vaksin  yang  mendesak  di  masa  pandemi  ini,  Badan
               POM memberikan fleksibilitas terkait penerbitan izin edar vaksin COVID-19 melalui
               simplifikasi  prosedur  dan  persyaratan,  tanpa  mengabaikan  aspek  keselamatan
               manusia dan kualitas vaksin.

               Dalam  hal ini,  izin  dikeluarkan dalam bentuk  perizinan  penggunaan  vaksin  dalam
               kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).

               Syarat pemberian EUA adalah vaksin harus sudah memiliki data uji klinik fase 1 dan
               uji  klinik  fase  2  secara  lengkap,  serta  data  analisis  interim  uji  klinik  fase  3  untuk
               menunjukkan khasiat dan keamanan.

               Prosedur EUA ini mengacu pada pedoman persetujuan emergensi dari WHO (WHO
               Emergency  Listing),  US  Food  and  Drug  Administration  (EUA),  dan  European
               Medicines Agency/EMA (Conditional Approval).

               Lebih  lanjut,  Kepala  Badan  POM  menegaskan  bahwa  setelah  setelah  vaksin
               mendapat  persetujuan  penggunaan,  pengawalan  mutu  vaksin  di  sepanjang  jalur
               distribusi nantinya akan menjadi tanggung jawab dari industri farmasi dan distributor
               yang ditunjuk.

               Dalam  proses  penyaluran  di  sarana  pemerintah  diperlukan  peran  aktif  berbagai
               pihak sesuai kewenangan masing-masing.

               Badan  POM  melakukan  pengawasan  dan  pendampingan  dalam  penerapan  Cara
               Distribusi Obat yang Baik.

               Hal ini dikarenakan vaksin merupakan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product)
               yang sensitif terhadap perubahan suhu, sehingga upaya dan kontrol yang ketat di
               sepanjang  jalur  distribusi  sangat  diperlukan  agar  mutu  dan  stabilitas  vaksin  tetap
               terjaga sampai kemudian digunakan oleh end-user (pasien).

               “Kami berharap semua pihak berkomitmen dan saling mendukung untuk bersama
               mengupayakan  keberhasilan  rencana  pelaksanaan  vaksinasi  dalam  rangka
               penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia,” katanya.
               Badan  POM  mengimbau  kepada  masyarakat  agar  melaporkan  kepada  tenaga
               kesehatan  di  tempat  memperoleh  vaksinasi  jika  mengalami  KTD  setelah
               memperoleh  vaksinasi  atau  melaporkan  secara  langsung  ke  Badan  POM  melalui
               HaloBPOM 1500533 atau aplikasi BPOM Mobile.

               Tenaga kesehatan juga diharapkan untuk dapat secara aktif melaporkan Kejadian
               Ikutan  Pasca  Imunisasi  (KIPI)  secara  berjenjang  kepada  Komite  Daerah  KIPI–
               Komite          Nasional          KIPI         melalui        website          keamanan
               vaksin www.keamananvaksin.kemkes.go.id dan                      kepada              Pusat
               Farmakovigilans/MESO         Nasional     Badan     POM      melalui    subsite https://e-
               meso.pom.go.id.
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213