Page 58 - PEMBERITAAN TERKAIT LAUNCHING BUKU KERJA DAN KINER7A
P. 58

Banyak yang kemudian mempertanyakan kegigihan dan keberanian Penny saat menolak izin
               untuk sejumlah obat, vaksin, yang belum jelas keamanan dan efektivitasnya. Penny menjawab
               dengan  sederhana,  setiap  langkah  selama  menjadi  Kepala  BPOM  RI  tidak  lepas  dari
               keyakinannya, akan bantuan Tuhan selama berada di jalan yang benar.

               "Mungkin banyak yang bertanya ya, kenapa Bu Penny kok bisa begitu beraninya? Tidak ada rasa
               takut selama kita pegang kebenaran untuk masyarakat banyak, kan ada data bukti, ada tim expert
               yang mendukung, jadi walaupun pengambilan keputusan di saya, saya tidak bisa mengambil
               keputusan tidak dengan berbasis data," sebutnya.

               Bukan tanpa alasan, sikap semacam ini disebut Penny diharapkan bisa 'menular' ke khalayak
               banyak. Membangun kepercayaan berbasis sains dan data, tidak lemah dengan tekanan politik
               juga kepentingan sesaat.

               "Jika iya, nanti yang menderita adalah masyarakat luas," tutur dia.

               Berpengalaman  sebagai  pegawai  negeri  sipil  (PNS)  selama  30  tahun,  menjadi  bagian  dari
               Bappenas  dan  memimpin  BPOM  RI  lebih  dari  7  tahun  membuat  Penny  tak  ingin  berhenti
               berkarya. Meski belum diketahui karier mana yang kemudian dipilih di masa mendatang, Penny
               ingin tetap berkontribusi pada keamanan obat dan makanan.

               Selayaknya manusia biasa, Penny tidak menampik banyak hari-hari berat yang dijalani sebagai
               Kepala BPOM RI. Bahkan, dirinya mengaku ada masa saat seperti tidak sadar berada di fase
               stres.

               Terlebih, dalam sehari, dirinya hanya meluangkan waktu tidur selama tiga sampai empat jam.

               "Saya waktu itu tidak tahu, apakah karena stres atau tidak, saya tidak bisa diam di rumah, saya
               setiap hari pergi pakai pakaian putih, vest warna biru, tidak pernah ganti, mungkin saya stres tapi
               saya merasa nyaman saja waktu itu selalu berpakaian seperti itu, datang ke kantor, driver saya
               cuma ajudan saya sama suami, sampai nggak berani yang lain," kenangnya
   53   54   55   56   57   58