Page 137 - Kunjungan Kepala Badan POM ke Biotis
P. 137
Sementara itu Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengapresiasi kolaborasi transfer teknologi dalam
pengembangan vaksin Zifivax sebagai produk farmasi karya anak bangsa. Sebab, PT JBio membutuhkan
waktu lama untuk menyiapkan fasilitas produksi yang memenuhi standar Good Laboratory Practice (GLP)
and Good Manufacturing Practice (GMP).
Sementara, PT Biotis telah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau Good
GMP dari BPOM dalam rangka mendukung pengembangan Vaksin Merah Putih.
"Ada tiga batch atau 1 juta dosis vaksin Zifivax siap diproduksi, tetapi akan melewati uji stabilitas guna
mendapatkan data-data registrasi UEA," katanya.
Vaksin Zifivax digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 pada orang
berusia 18 tahun ke atas. Vaksin tersebut diberikan sebanyak tiga kali suntikan secara intramuskular (IM)
dengan interval pemberian satu bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya. Dosis vaksin
yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL).
Sementara itu, Direktur Utama Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman mengatakan produksi
vaksin dalam negeri menjadi bagian kemandirian bangsa. Ia berharap mendapat dukungan penuh dari
BPOM hingga proses komersial.
“Biotis bekerja sama dengan JBio memproduksi vaksin Zifivax karena sebagai pemain baru di bidang
vaksin membutuhkan percepatan perkembangan di industri dan proses transfer teknologi sangat baik,”
ujarnya.
Proses transfer teknologi, kata Sudirman, dalam jangka pendek dapat meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) serta fasilitas produksi vaksin menyesuaikan standar tim dari Anhui Zhifei Longcom
Biopharmaceutical.
“Proses ini bisa meng-upgrade seketika dalam jangka pendek, kemampuan dari orang-orang kita maupun
fasilitas-fasilitas kita,” katanya.