Page 15 - Dukungan Badan POM terhadap kiprah 17 tahun Obat Modern Asli Indonesia
P. 15
"Pandemi ini jadi momentum meningkatkan konsumsi OMAI. Namun untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat itu butuh waktu, sehingga kami berpikir perlu
regulasi yang sifatnya memaksa," terangnya.
Menurut Arianti, saat ini instansinya tengah menyusun formularium khusus OMAI.
Sehingga nantinya obat-obatan herbal buatan dalam negeri bisa masuk dalam daftar
obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diberikan kepada pasien peserta
BPJS Kesehatan.
"Rencananya OMAI fitofarmaka yang sudah mendapat izin edar dari Badan POM
akan masuk formularium, karena kan sudah pasti aman ya," jelas Arianti.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan,
dan Kosmetik Badan POM, Reri Indriani mengungkapkan sejak Covid-19 mulai
menyebar di Indonesia tahun lalu, permintaan OMAI fitofarmaka imunomodulator
meningkat signifikan. Hal tersebut didorong oleh keinginan masyarakat untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.
Menurut Reri, tingginya permintaan suplemen imunitas tubuh, tak pelak membuat
banyak produsen obat-obatan herbal mengajukan berkas permohonan izin untuk
mengedarkan obat buatannya.
"Ada peningkatan pengajuan berkas 35-40% untuk OMAI ini selama pandemi. Tugas
Badan POM adalah mengawalnya mulai dari uji pra klinis, uji klinis dan memastikan
semua proses produksinya memenuhi standar yang berlaku. Namun, kami kemudian
membuat kebijakan relaksasi untuk mempercepat waktu perizinannya sehingga bisa
cepat diproduksi dan dikonsumsi masyarakat," kata Reri.
Stimuno, fitofarmaka imunomodulator pertama di Indonesia
Dari 26 OMAI fitofarmaka yang sudah mendapatkan izin edar dari Badan POM,
Stimuno buatan PT Dexa Medica adalah salah satu diantaranya.
Stimuno bahkan menjadi salah satu dari lima fitofarmaka yang pertama kali
mendapatkan izin edar dari Badan POM sejak 2004 atau 17 tahun yang lalu.
"Saya ingat betul Dexa mulai mengembangkan Stimuno dari tahun 1998. Waktu itu
kami bekerja sama dengan salah satu peneliti dari Universitas Airlangga yang
disertasinya membahas tentang pemanfaatan daun Meniran," kata Direktur
Pengembangan Bisnis dan Saintifik Dexa Medica Raymond Tjandrawinata.
Setelah merasa menemukan formula obat herbal yang tepat berbahan baku Meniran,
pada tahun 2000 awal Dexa melakukan penelitian khasiat obat tersebut di 16
laboratorium yang tersebar di berbagai universitas di Indonesia.
"Lalu Badan POM melihat komitmen kami melakukan uji klinik Stimuno itu dan
memberikan sertifikat fitofarmaka pertama kepada kami di 2004 bersama empat obat
lainnya. Jadi sekarang tepat 17 tahun fitofarmaka diakui khasiatnya di Indonesia," kata
Raymond.