Page 5 - Dukungan Badan POM terhadap kiprah 17 tahun Obat Modern Asli Indonesia
P. 5
"Pandemi ini jadi momentum meningkatkan konsumsi OMAI. Namun untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat itu butuh waktu, sehingga kami berpikir perlu
regulasi yang sifatnya memaksa," kata dia.
Menurut Arianti, saat ini instansinya tengah menyusun formularium khusus OMAI.
Sehingga nantinya obat-obatan herbal buatan dalam negeri bisa masuk dalam daftar
obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diberikan kepada pasien peserta
BPJS Kesehatan.
"Rencananya OMAI fitofarmaka yang sudah mendapat izin edar dari Badan POM
akan masuk formularium, karena kan sudah pasti aman ya," terang dia.
Berada dalam diskusi yang sama, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan POM, Reri Indriani, mengungkapkan,
sejak COVID-19 mulai menyebar di Indonesia tahun lalu, permintaan OMAI
fitofarmaka imunomodulator meningkat signifikan. Hal tersebut didorong oleh
keinginan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap serangan
penyakit.
"Tingginya permintaan suplemen imunitas tubuh, tak pelak membuat banyak
produsen obat-obatan herbal mengajukan berkas permohonan izin untuk
mengedarkan obat buatannya. Ada peningkatan pengajuan berkas 35-40 persen
untuk OMAI ini selama pandemi," tuturnya.
"Tugas Badan POM adalah mengawalnya mulai dari uji pra klinis, uji klinis dan
memastikan semua proses produksinya memenuhi standar yang berlaku. Namun,
kami kemudian membuat kebijakan relaksasi untuk mempercepat waktu perizinannya
sehingga bisa cepat diproduksi dan dikonsumsi masyarakat," pungkas Reri.
Sebagai informasi, dari total 26 OMAI fitofarmaka yang sudah mendapatkan izin edar
dari Badan POM, Stimuno buatan PT Dexa Medica adalah salah satu di antaranya.
Stimuno bahkan menjadi salah satu dari lima fitofarmaka yang pertama kali
mendapatkan izin edar dari Badan POM sejak 2004 atau 17 tahun yang lalu.