Page 6 - E Klipping Iklan Kosmetik Kesusilaan
P. 6
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI,
Mohamad Kashuri menilai keempat produk ini mengeksploitasi erotisme atau seksualitas. Kedua,
produk juga mengklaim kosmetik sebagai obat.
Padahal, jika mengacu Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2021 tentang Pengawasan Periklanan
Kosmetika, kosmetik yang diedarkan sedikitnya wajib memiliki empat ketentuan berikut:
1. Objektif
Kriteria pertama yaitu objektif, yaitu informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh
menyimpang dari sifat kemanfaatan, cara penggunaan, dan keamanan kosmetik. Materi promosi atau
iklan produk kosmetik wajib memuat informasi yang sesuai dengan data informasi yang diajukan pada
saat pengajuan izin edar (notifikasi) produk kosmetik.
2. Tidak Menyesatkan
Kriteria kedua yaitu tidak menyesatkan, informasi yang disampaikan dalam iklan harus jujur, akurat,
dan bertanggung jawab, serta tidak memanfaatkan kekhawatiran masyarakat.
3, Tidak Diklaim sebagai Obat
Kriteria ketiga yaitu tidak menyatakan seolah-olah sebagai obat atau bertujuan untuk mencegah suatu
penyakit.
4. Tidak Berbau Erotisme
Produk kosmetik tidak boleh memiliki visual iklan yang mengeksploitasi erotisme atau seksualitas,
juga menyimpang dari kegunaan/kemanfaatan kosmetik.
BPOM RI meminta masyarakat lebih cerdas memilih produk kosmetik yang akan dipakai dan tidak
mudah percaya pada promosi yang sering menyesatkan. Pihaknya menegaskan publik bisa mengakses
legalitas atau izin edar kosmetik melalui media berikut:
Aplikasi BPOM Mobile
Situs cekbpom.pom.go.id.
Contact Center HALOBPOM 1500533