Page 7 - D:\PRDivision 2024\Media Monitoring\EKliping\Bromat\
P. 7
penyediaan air yang disinfeksinya menggunakan ozonasi. Senyawa ini tidak berwarna dan rasanya tawar,
dikutip dari dokumen FAQ Division of Public Health, Delaware Health and Social Service.
Sebelum menjadi Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK), air tanah harus melalui serangkaian proses
pengolahan terlebih dahulu. Salah satunya yakni proses ozonasi. Melansir jurnal Water Research, peneliti
Sungeun Lim dan rekan-rekan menjelaskan proses ozonasi bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi
virus, bakteri, kandungan logam, maupun penyebab lain masalah kesehatan, bau, dan rasa air minum
lainnya yang ikut tercampur dalam air tanah.
Kandungan bromat dalam jumlah besar pada makanan dan minuman memiliki dampak buruk bagi
kesehatan. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas ambang aman
kandungan bromat dalam makanan dan minuman, yakni sebesar 0,01 miligram per liter.
Bahaya Bromat Jika Dikonsumsi
Dilansir dari laman United States Environmental Protection Agency, keberadaan bromat dalam jumlah
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada organ internal seperti ginjal dan hati. Sejumlah penelitian
menunjukkan konsumsi makanan yang mengandung bromat dapat berkontribusi pada peningkatan risiko
kanker.
Berdasarkan catatan WHO, sebagian besar kasus keracunan bromat pada manusia disebabkan oleh
penelanan cairan secara tidak sengaja atau disengaja, yang biasanya mengandung sekitar 2% kalium
bromat atau 10% natrium bromat.
Pada anak-anak, keracunan serius telah dilaporkan setelah menelan 60-120 ml kalium bromat 2% (setara
dengan 46-92 mg bromat per kg berat badan per hari untuk anak berat 20 kg). Dosis mematikan kalium
bromat diperkirakan antara 200-500 mg/kg berat badan (150-385 mg bromat per kg berat badan).
Efek toksik dari bromat meliputi mual, muntah, nyeri perut, anuria, dan diare, serta tingkat depresi sistem
saraf pusat yang bervariasi, anemia hemolitik, dan edema paru-paru. Sebagian besar dari efek ini bersifat
reversible. Efek irreversible melibatkan kegagalan ginjal dan tuli, keduanya telah diamati setelah
menelan 240-500 mg kalium bromat per kg berat badan (185-385 mg bromat per kg berat badan).
Pentingnya kesadaran akan bahaya bromat mendorong praktik-praktik industri yang lebih aman dan
pemantauan ketat terhadap kandungan bromat dalam air minum dan makanan. Edukasi masyarakat
tentang risiko kesehatan yang terkait dengan bromat juga perlu ditingkatkan untuk memastikan
konsumen dapat membuat pilihan yang lebih selektif terkait asupan makanan dan minuman mereka.
Nah, itulah bromat dan bahayanya terhadap kesehatan. Jadi, pastikan detikers berhati-hati dalam memilih
makanan dan minuman untuk dikonsumsi, ya! Selalu cek makanan atau minuman kamu sudah terdaftar
di BPOM.