Page 16 - Peresmian IF Semarang
P. 16

Judul          : Indonesia Akhirnya Punya Produsen Obat HIV Lokal

               Nama Media : Mediaindonesia.com

               Tanggal        : 27 Februari 2020

               Halaman/URL: https://mediaindonesia.com/read/detail/293016-indonesia-akhirnya-
               punya-produsen-obat-hiv-lokal

               Tipe Media  : Online



                                                                   PABRIK  farmasi  lokal  pertama  yang
                                                                   memproduksi  obat  antiretroviral  (ARV)
                                                                   milik   PT   Sampharindo     Retroviral
                                                                   Indonesia  (SRI)  resmi  dibuka  di
                                                                   Semarang, Jawa Tengah.
                                                                   SRI  merupakan  bisnis  patungan  (joint
                                                                   venture)  antara  perusahaan  farmasi
                                                                   India,  Macleods  Pharmaceutical  dan
                                                                   perusahaan  farmasi  dalam  negeri  PT
                                                                   Sampharindo  Perdana  dengan  total
                                                                   investasi Rp90 miliar.
                                                                   Presiden  Direktur  PT  Sampharindo
                                                                   Perdana M Syamsul Arifin mengatakan,
               salah satu produk yang akan dihasilkan oleh SRI yakni obat untuk HIV/AIDS. Ada dua obat
               yang telah mendapatkan izin edar dari Badan POM yakni Telado dan Telavir.
               Dia menuturkan, baru 17% dari seluruh penderita HIV/AIDS atau ODHA di Indonesia yang
               telah  mendapat  pengobatan.  Padahal,  menurut  organisasi  kesehatan  dunia  (WHO),
               sedikitnya 90% dari penderita HIV/AIDS dalam satu negara harus mendapat pengobatan.
               "Jumlah penderita HIV/AIDS atau ODHA di Indonesia sekitar 600 ribu, yang sudah diobati
               17% sangat kecil sekali. Masalahnya karena harga mahal produk belum ada," kata Syamsul
               dalam  acara  peresmian  pabrik  PT  Sampharindo  Retroviral  Indonesia  di  Semarang,  Jawa
               Tengah (27/2).

               Syamsul pun berharap dengan diresmikannya pabrik ini dapat menjadi solusi bagi problem
               ketersediaan obat HIV/AIDS di Tanah Air.
               Dengan adanya produsen dalam negeri, maka konsumen bisa mendapatkan obat dengan
               harga yang lebih terjangkau dibandingkan obat impor dari luar negeri.

               "Mudah-mudahan  dengan  pendirian  pabrik  ini  kita  bisa  jual  lebih  murah,  ketergantungan
               (terhadap  obat  impor)  menurun,  menghemat  devisa,  bahkan  menghasilkan  devisa  untuk
               ekspor," ujarnya.

               Syamsul  menargetkan, di  tahun  pertama  beroperasi,  SRI  dapat  memproduksi  hingga  150
               juta obat.

               "Tahun  pertama  ini  kami  maksimalkan  kapasitas  produksi  pada  150  juta  obat  dan  dalam
               lima  tahun  pertama  kami  akan  targetkan  produksi  hingga  500  juta  dan  selanjutnya
               meningkatkan investasi kembali untuk perluasan," tandasnya. (OL-7)
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21