Page 14 - Peresmian IF Semarang
P. 14
Judul : Dalam Lima Tahun BPOM Catat 40 Investasi Baru di Farmasi
Nama Media : Bisnis.com
Tanggal : 28 Februari 2020
Halaman/URL: https://ekonomi.bisnis.com/read/20200227/257/1206729/dalam-lima-
tahun-bpom-catat-40-investasi-baru-di-farmasi
Tipe Media : Online
Bisnis.com, SEMARANG — Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) mencatat ada penambahan
40 investasi baru di industri farmasi
dalam kurun 2014 hingga 2019.
Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) Penny K
Lukito mengatakan dari 40 investasi
tersebut, 17 di antaranya berasal
dari penanaman modal asing.
Secara total saat ini Indonesia telah
memiliki 224 produsen obat.
"Hari ini resmi berproduksi PT Sampharindo Retroviral Indonesia di Semarang, nanti
akan ada dua lagi karena saat ini masih dalam proses penyelesaian izinnya,"
katanya, Kamis (27/2/2020).
Penny mengatakan seluruh investasi industri farmasi tersebut ditargetkan untuk
memenuhi kebutuhan bahan baku dan produk obat esensial dalam negeri yang
besar. Selain tentunya untuk memasok kebutuhan ekspor antara lain melalui produk
biologi, onkologi, dan anti-retroviral.
Menurut Penny pembangunan dan pengembangan industri farmasi ini sesuai
dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan
Nasional (RIPIN) 2015-2035, di mana salah satu industri yang menjadi perhatian
adalah industri farmasi, kosmetik, dan makanan.
Hal ini juga sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 6/2016 tentang Percepatan
Pengembangan Industri Farmasi yang diharapkan akan terus mendorong dunia
usaha untuk mengembangkan inovasi dan daya saing di pasar internasional.
Penny mengemukakan untuk meningkatkan investasi di bidang farmasi, dalam tiga
tahun terakhir pihaknya telah melakukan berbagai perbaikan dalam tata laksana
pelayanan publik.
Perbaikan itu termasuk efisiensi pengawasan pre-market dan peningkatan efektivitas
pengawasan post-market, baik melalui upaya deregulasi, simplifikasi proses
registrasi dan sertifikasi fasilitas, serta pembinaan melalui pendampingan.
Selain itu, Badan POM memberikan penghargaan berupa insentif percepatan proses
sertifikasi fasilitas dan produk serta inisiasi Business to Business Meeting untuk