Page 14 - E-Modul FIX- Revisi
P. 14
itu, oknum yang terlibat dalam kegiatan PETI hampir tidak memahami pentingnya menjaga
pelestarian lingkungan.
Aktivitas dari suatu kegiatan usaha pertambangan pada hakikatnya tidak boleh
menjadi penyebab “kerugian” bagi pihak-pihak tertentu atau kelompok mayoritas
(masyarakat umum). Demikian pula alam yang menjadi sumber penyedia bahan tambang
(sumber daya alam) tidak boleh terganggu karena akan menghilangkan keseimbangan
ekosistem, yang berakibat pada kerusakan alam atau lingkungan hidup. Pemahaman yang
proporsional terhadap pertambangan sangat diperlukan. Teknik penambangan yang baik
sudah harus dilakukan sejak eksplorasi, konstruksi, eksploitasi, pengolahan/pemurnian,
pengangkutan, sampai dengan tahap pasca operasi sehingga dapat meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Kekejaman yang dilakukan manusia terhadap sumber daya alam akibat adanya
Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) skala besar tanpa memenuhi standar kualitas
operasional telah menyebabkan kerusakan-kerusakan pada lingkungan. Mengatasi masalah
Penambangan Emas Tanpa Izin selalu menghadapi proses yang sangat lama. Hal ini karena
pertambangan berpotensi dengan kehidupan masyarakat yang tidak memiliki ketergantungan
terhadap sumber daya ekonomi lainnya karena diakibatkan keterbatasan pendidikan, keahlian
serta keterampilan. Menutup suatu usaha sama dengan memasukkannya ke dalam daftar
pengangguran ataupun orang miskin, dan jika diizinkan untuk melanjutkan usaha melanggar
peraturan UUD yang berlaku.
Saat ini terjadi penurunan kualitas air sungai di Kabupaten Kuansing yang salah
satunya disebabkan oleh aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Operasional
penambangan emas menggunakan Raksa/Merkuri (Hg) sebagai media pengikat emas.
Nantinya material yang dianggap sudah tidak mengandung emas tetapi masih mengandung
Air Raksa oleh penambang akan dibuang begitu saja ke sungai. Air Raksa (Hg) merupakan
zat berbahaya yang bersifat racun dan merupakan limbah dominan dari kegiatan penambagan
emas. Selain logam merkuri, logam kadmium juga dapat masuk kedalam perairan dalam
bentuk limbah pertambangan bersama dengan merkuri yang digunakan untuk memisahkan
emas dari batuan dan tanah dalam bentuk sulfida. Kadmium sangat beracun, bahkan dalam
konsentrasi rendah karena dapat terakumulasi secara biologis di dalam tubuh manusia.
Logam berat Hg, Cd, dan Pb disebut logam non esensial dan pada tingkat tertentu
akan menjadi logam beracun bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan
penelitian dalam upaya penanganan limbah aktivitas PETI ini agar pencemaran lingkungan
dapat ditanggulangi. Lingkungan yang terdampak aktivitas PETI dapat ditingkatkan daya
10