Page 135 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 135

JONATHAN BLACK
           DALAM KISAH OSIRIS KITA TELAH MELIHAT          betapa kekuatan
           seks, kematian, dan pikiran menjadi semakin erat terkait untuk
           menciptakan hal unik yaitu kesadaran manusia. Orang-orang bijak
           kuno mengerti betapa kematian dan seksualitas penting untuk
           membangkitkan pikiran, dan, karena mereka mengerti bagaimana
           kekuatan-kekuatan ini saling terjalin dalam sebuah proses historis,
           mereka juga mengerti bagaimana pikiran kesadaran bisa digunakan
           untuk memanipulasi kekuatan seksual dan kematian untuk men-
           capai tahap yang lebih tinggi. Sejak zaman kuno teknik ini telah
           lama menjadi rahasia terbaik yang tersimpan dari sekolah Misteri
           dan perkumpulan rahasia.
              Kita akan melihat teknik-teknik ini dengan terperinci kemudian,
           tetapi ini semua adalah area yang sulit bagi kita karena pengertian
           kita tetang seksualitas sangat condong pada tingkat materialistis.
              Misalnya, sangat sulit bagi kita sekarang untuk melihat pada
           lukisan-lukisan dan ukiran-ukiran yang menggambarkan penis yang
           berdiri yang menghiasi dinding-dinding kuil Hindu atau Mesir
           dan untuk membayangkan bagaimana mereka akan berniat untuk
           “dibaca” karena di dunia modern spiritualitas telah disingkirkan
           sebagian besar dari seks.
              Pada dunia kuno sperma dipahami sebagai sebuah ekspresi dari
           keinginan kosmis, kekuatan generatif tersembunyi dalam hal-hal,
           prinsip keteraturan dalam seluruh kehidupan. Setiap tetes sperma
           dipercaya berisi sebuah partikel prima materia yang merupakan cikal
           bakal dari segalanya yang dibuat, sebuah partikel yang bisa meledak
           dengan panas membakar yang luar biasa untuk membentuk seluruh
           makrokosmos baru. Remaja dalam zaman kita mungkin menangkap
           gaung dari perasaan kuno, ketika kegemparan seksualitas membawa
           perasaan yang bersemangat, rasa ketegangan baru dan gairah yang
           pilu, terasa di dada, untuk mendekap seluruh dunia.
              Akan tetapi, gairah selalu membuka kemungkinan untuk
           perusakan. Apa yang kita inginkan, kita memilikinya dalam khayal-
           an. Gairah mengeras. Ketika kita menginginkan seseorang kita
           “mewujudkan” mereka, meminjam frasa Jean-Paul Sartre. Kita ingin
           membengkokkan mereka seperti kemauan kita, yang merupakan
           pengaruh dari Roh Perlawanan.


           124

                                                         pustaka-indo.blogspot.com
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140