Page 30 - rumah_dendeng
P. 30

Benar, kan? Ibu suka. Ia bisa mengeringkan

                    banyak dendeng sekaligus!

                    “Sekarang aku sudah boleh main bola

                    di lapangan, kan?” tanyaku.




                    “Belum! Masukkan dendeng Ibu ke rumah

                    dendeng ini dulu, Danu!” kata Ibu.











































                    Muzakir membelah buah semangka raksasa itu.

                  Sungguh mengejutkan, bukan emas atau perhiasan

                      yang ada di dalamnya, melainkan lumpur dan

                                     kotoran yang bau sekali.



            30
   25   26   27   28   29   30   31   32