Page 18 - e-Modul Perilaku Kesehatan_Neat
P. 18
Namun, dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall atau
mengingat Kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu
yang lalu.
1.8 Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan
Proses pembentukan dan perubahan perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang berasal dari diri sendiri atau internal. Faktor tersebut adalah susunan saraf
pusat, persepsi, motivasi dan emosi (Notoatmodjo, 2012).
Susunan saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak
memiliki dua fungsi utama yaitu mengontrol perilaku dan mengatur proses fisiologis
tubuh. Namun, otak tidak dapat melakukan ini sendiri karena perlu menerima informasi
dari reseptor indera tubuh yang dicapai melalui komunikasi dengan sumsum tulang
belakang. Oleh karena itu, SSP memegang peranan penting dari sistem saraf untuk
mempertahankan dan menghasilkan perilaku (AANS, 2019). Hal ini dikarenakan
perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari adanya stimulus yang masuk ke
dalam rangsang yang dihasilkan. Perpindahan ini dihasilkan oleh susunan saraf pusat
dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di
dalam impuls saraf. Impul-impul saraf indra pendengaran, penglihatan, pembauan,
pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui
impuls-impuls saraf ke susunan syaraf pusat (Notoatmodjo, 2012).
Persepsi merupakan pengalaman yang dihasillkan melalui indra penglihatan,
pendengaran, penciuman dan sebagainya. Persepsi kesehatan mengacu pada keyakinan
pribadi individu dan pernyataan mengenai status kesehatan mereka. Persepsi ini
merupakan istilah subjektif dan indikator kuat yang mencerminkan keadaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial seseorang (Souto et al., 2018). Hal ini
mempengaruhi perilaku mencari kesehatan dan tangung jawab individu terhadap
tubuhnya (Yiğitalp, Değe and Çifç, 2021).
Motivasi memiliki hubungan langsung dengan perilaku dan dengan demikian
memusatkan perhatian pada apa yang kita inginkan dapat mendorong kita untuk
mengubah perilaku kita dan melakukan apa yang meningkatkan kinerja. motivasi tidak
dapat berdiri sendiri, melainkan harus sejalan dengan atribut lain seperti inisiatif diri
dan organisasi diri untuk mendukung perilaku positif (Marques et al., 2019).
14