Page 2 - Keterlibatan dalam Membangun Dunia yang Damai dan Sejahtera-dikonversi
P. 2
perlindungan hidup, dan hak atas kebebasan yang wajar, juga dalam hal agama (Gaudium et Spes,
Art. 26). Singkatnya, hak untuk memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia.
Adil, damai, dan sejahtera menyangkut martabat manusia yang merupakan anugerah dari
sang Pencipta. Oleh karena itu, kita harus memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang
adil, damai, dan sejahtera.
2. Inspirasi dan visi dai Injil dan Ajaran Gereja untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan
Sejahtera
Bagaimana sikap kita (Gereja) dalam situasi seperti yang dilukiskan di atas? Dalam setiap
situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran iman kita.
Pada saat Juruslamat dilahirkan, para malaikat berkata kepada para gembala dipadang
Efrata:” Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh Bangsa. Hari ini telah labir bagimu Juruselamat …..” (Luk 2 : 10 -12). Sang Juruselamat
adalah pembawa damai sejahtera bagi dunia seperti yang dinyanyikan para malaikat itu:”Kemuliaan
bagi Allah di tempat yang mahatinggidan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang
berkenankepadaNya” (Luk 2:14). Apabila para malaikat memuji Dia yang datang adalah “ Pembawa
damai sejahtera”, karena memang “Dialah Sang Raja Damai, yang memerintah dengan keadilan dan
kebenaran sampai selama-lamanya” (Yes 9 : 5-6).
Lukisan tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah sama seperti yang dinubuatkan
Nabi Yesaya dalam kitab suci Perjanjian Lama:”serigala akan tinggal bersama domba dan macan
tutul akan berbaring di samping kambing ….anakyang menyusu akan bermain dekat liang ular
tedung …….. tidak ada yang akan berbuat jahat atau berlaku busuk di seluruh gunungku yang
kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi
dasarnya” (Yes 11: 1-10).
Kedatangan Tuhan ke dalam dunia menjamin adanya pembebasan dan pendamaian yang
benar, baik dalam keluarga, komunitas Gereja, maupun masyarakat dunia. Tuhan yang telah
mendamaikan kita dengan diriNya menghendaki agar menusia hidup dalam damai sejahtera dengan
sesamanya.
Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun KerajaanNya di bumi ini, dimana manusia
akan mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk
berperan serta secara aktif dalam membangun Kerajaaan Allah di dunia, supaya dunia lebih
manusiawi dan layak untuk dihuni. Yesus yang memulai membangun Kerajaan Allah di bumi ini
telah mengamanatkan kepada kita para pengikutNya agar menjadi garam dan terang dunia (mat
5:13-16) serta ragi bagi masyarakat . jadi, kita (Gereja) harus terlibat dalam suka duka dunia ini.
Konstitusi Pastoral Ganudium et Spes arti. 1 mengatakan bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan menderita, merupakan
keprihatinan Gereja. Gereja mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia
serta sejarahnya. Gereja yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja melaksanakan dan
mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah dunia untuk membawa damai
sejahtera.
3. Hal-Hal yang Harus diperhatikan untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan
Sejahtera
Ketidakadilan structural adalah penyebab yang terdalam mengapa masyarakat kita tidak damai
sejahtera. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini kiranya perlu diusahakan :
a. Masyarakat perlu disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami. Banyak anggota
masyarakat yang tidak menyadarinya, acuh tak acuh atau bersikap pasrah saja terhadap situasi
buruk yang mereka alami. Kita perlu menyadari masalah hak-hak dasar manusia, agar kit dapat
menentukan mana yang harus disingkirkan. Keadilan harus diperjuangkan demi kesejahteraan untuk
menghadapi situasi dunia yang semakin yang makin tidak menentu, dimana ketidakadilan dan
pemerkosaan terhadap hak-hak dasar manusia sering terjadi. Tidak seorang pun yang boleh
merampas hak orang lain. Ini harus disadari sungguh oleh masyarakat.