Page 560 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 560

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 558

           fikih dikenal sebagai orang-orang yang konsisten memegang teguh
           madzhab  asy-Syafi’i.  Sementara  dalam  akidah  sangat  kuat
           memegang  teguh  akidah  Asy’ariyyah.  Terhadap  akidah  hulûl  dan
           wahdah  al-wujûd  tarekat  ini  sama  sekali  tidak  memberi  ruang
           sedikitpun.  Hampir  seluruh  orang  yang  berada  dalam  tarekat  ar-
           Rifa’iyyah memerangi dua akidah ini. Konsistensi ini mereka warisi
           dari perintis tarekat ar-Rifa’iyyah sendiri; yaitu al-Hasîb an-Nasîb as-
           Sayyid al-Imâm Ahmad ar-Rifa’i.
                  Ketika  kesultanan  Aceh  dipegang  oleh  Iskandar  Tsani,  ar-
           Raniri diangkat menjadi “Syaikh al-Islâm” bagi kesultanan tersebut.
           Ajaran  Ahlussunnah  yang  sebelumnya  sudah  memiliki  tempat  di
           hati orang-orang Aceh menjadi bertambah kuat dan sangat dominan
           dalam  perkembangan  Islam  di  wilayah  tersebut,  juga  wilayah
           Sumatera  pada  umumnya.  Faham-faham  akidah  Syi’ah,  terutama
           akidah  hulûl  dan  ittihâd,  yang  sebelumnya  sempat  menyebar  di
           wilayah tersebut menjadi semakin diasingkan. Beberapa karya yang
           mengandung  faham  dua  akidah  tersebut,  juga  para  pemeluknya
           saat itu sudah tidak memiliki tempat. Bahkan beberapa kitab aliran
           hulûl dan ittihâd sempat dibakar di depan Majid Baiturrahman.
                  Dengan  demikian  dapat  diketahui  bahwa  di  bagian  ujung
           sebelah  barat  Indonesia  faham  akidah  Ahlussunnah  dengan  salah
           satu tarekat mu’tabarah sudah memiliki dominasi yang cukup besar
           dalam kaitannya dengan penyebaran Islam di wilayah Nusantara.
                  Di Palembang  Sumatera juga pernah muncul seorang tokoh
           besar.  Tokoh  ini  cukup  melegenda  dan  cukup  dikenal  di  hampir
           seluruh  daratan  Melayu.  Dari  tangannya  lahir  sebuah  karya  besar
           dalam  bidang  tasawuf  berjudul  Siyar  as-Sâlikîn  Ilâ  ‘Ibâdah  Rabb  al-
           ‘Âlamîn.  Kitab  dalam  bahasa  Melayu  ini  memberikan  kontribusi
           yang  cukup  besar  dalam  perkembangan  tasawuf  di  wilayah
   555   556   557   558   559   560   561   562   563   564   565