Page 559 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 559

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 557

                  Kedua; “Tangan-tangan ahli” dalam membawa misi dakwah
           Islam  saat  itu  sangat  terampil  dan  pleksibel.  Padahal  sejarah
           mencatat  bahwa  wilayah  Nusantara  ketika  itu  diduduki  berbagai
           kerajaan  yang  dianggap  cukup  kuat  memegang  ortodoksi  leluhur
           mereka.  Dominasi  ajaran  Hindu  dan  Budha  saat  itu,  hingga
           keyakinan-keyakinan  animisme  cukup  mengakar  di  berbagai
           tingkatan  masyarakat.  Bagaimanakah  olahan  tangan-tangan
           terampil  tersebut  hingga  membuahkan  hasil  yang  sangat
           menakjubkan?
                  Ketiga; Persentuhan budaya yang sama sekali berbeda antara
           budaya orang-orang wilayah Nusantara (Melayu) dengan umunya
           orang-orang  timur  tengah  menghasilkan  semacam  budaya  baru.
           Budaya baru ini tidak sangat cenderung ke timur tengah juga tidak
           sangat  cenderung  kepada  ortodoksi  wilayah  setempat.  Namun
           kelebihan  yang  ada  pada  budaya  baru  ini  ialah  bahwa  nilai-nilai,
           terutama  akidah  dan  ajaran-ajaran  Islam  itu  sendiri  telah  benar-
           benar berhasil ditanamkan oleh para pendakwahnya.
                  Di wilayah Aceh, pada sekitar permulaan abad sebelas hijriah
           datang  salah  seorang  keturunan  Rasulullah,  yang  sekarang  nama
           beliau  diabadikan  dengan  sebuah  Universitas  Islam  Negeri  (UIN),
           Syaikh Nuruddin ar-Raniri. Beliau bernama Muhammad ibn Ali ibn
           Hasan  ibn  Muhammad  al-Raniri  al-Qurasyi  al-Syafi’i.  Sebelum  ke
           nusantara beliau pernah belajar di Tarim Hadramaut Yaman kepada
           para ulama terkemuka di sana. Salah satunya kepada al-Imam Abu
           Hafsh Umar ibn Abdullah Ba Syaiban al-Hadlrami. Di tangan ulama
           besar  ini,  ar-Raniri  masuk  ke  wilayah  tasawuf  melalui  tarekat  ar-
           Rifa’iyyah, hingga menjadi khalifah dalam tarekat ini.
                  Tarekat  ar-Rifa’iyyah  dikenal  sebagai  tarekat  yang  kuat
           memegang teguh akidah Ahlussunnah. Para pemeluknya di dalam
   554   555   556   557   558   559   560   561   562   563   564