Page 92 - Modul Bahasa Indonesia untuk Jurnalistik Dasar
P. 92
wawancara ialah mendapatkan informasi, penjelasan, atau keterangan mengenai suatu masalah. Dalam
teknik peliputan berita, wawancara menjadi teknik yang paling sering digunakan oleh wartawan.
Wawancara adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data dari
seseorang atau kelompok orang. Wawancara dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dan dapat dilakukan
oleh seorang atau sekelompok orang yang disebut interviewer.
Wawancara banyak digunakan dalam berbagai situasi. Tujuan dari wawancara bisa bermacam-macam,
misalnya untuk mengetahui latar belakang seseorang, mengklarifikasi informasi yang telah diperoleh
sebelumnya, atau untuk mengetahui pandangan atau pendapat seseorang tentang suatu hal. Dalam proses
wawancara, interviewer bertugas untuk menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada
responden. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disusun dengan baik agar dapat mengungkap informasi
yang diinginkan dan tidak menyinggung perasaan atau kepentingan responden.
Ada banyak tipe wawancara, diantaranya adalah wawancara berita dan wawancara ekslusif. Wawancara
berita bertujuan untuk mendapatkan tanggapan atau pendapat dari orang yang berwenang, seperti pejabat
publik, saksi mata, atau pakar, mengenai peristiwa besar atau isu yang sedang hangat. Misalnya, dalam
kasus bencana alam, wartawan mungkin akan mewawancarai pihak berwenang seperti kepala badan
penanggulangan bencana atau seorang ahli geologi untuk memberikan penjelasan terkait peristiwa
tersebut. Wawancara ini sering dilakukan dalam situasi mendesak atau saat peristiwa terjadi. Oleh karena
itu, wawancara berita lebih berfokus pada mendapatkan informasi terkini secara cepat dan tepat.
Pewawancara mungkin tidak memiliki banyak waktu untuk mendalami topik, karena berita tersebut harus
segera dipublikasikan. Biasanya, wawancara berita tidak eksklusif bagi satu media. Beberapa wartawan dari
berbagai media mungkin mewawancarai narasumber yang sama, dan hasil wawancaranya kemudian
dipublikasikan dalam berbagai saluran media yang berbeda. Wawancara berita sering kali disajikan dalam
bentuk kutipan pendek atau pernyataan yang dipadukan dengan laporan berita lainnya. Fokusnya lebih
pada menyampaikan informasi penting secara langsung tanpa banyak elaborasi.
Berbeda dengan wawancara berita, wawancara eksklusif dilakukan dengan tujuan mendalami isu atau topik
tertentu dengan lebih mendetail. Wawancara ini lebih bersifat mendalam dan sering kali memberikan akses
yang lebih luas kepada narasumber. Narasumber biasanya memberikan informasi yang
lebih komprehensif, dan pembahasan bisa berfokus pada masalah tertentu yang
mungkin belum banyak dibahas di media lain. Wawancara eksklusif biasanya
direncanakan jauh-jauh hari dengan waktu dan tempat yang disepakati bersama.
Karena tidak terikat dengan urgensi waktu seperti wawancara berita, pewawancara
memiliki kesempatan untuk menyiapkan pertanyaan yang lebih mendalam dan
terstruktur. Wawancara eksklusif biasanya dilakukan oleh satu wartawan
atau tim kecil dari satu media, dan media tersebut menjadi satu-satunya
yang memiliki hak untuk mempublikasikan wawancara tersebut. Hal ini
memberikan keuntungan berupa eksklusivitas, yang dapat meningkatkan
nilai berita bagi media tersebut..
Diadaptasi dari: www.liputan6.com dan www.kompas.com
Bahasa Indonesia Jurnalistik
82