Page 14 - THIFALLUSIA’ANA.docx
P. 14
2
Kesadaran terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang terabaikan
menyebabkan penyakit pada gigi dan mulut (Aldilawati et al., 2022). Penyakit gigi
dan mulut merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering terjadi di
masyarakat dan menyebabkan kekhawatiran (Li et al., 2021). Penyakit gigi dan
mulut ini dapat terjadi di segala kelompok usia, baik dari usia anak-anak hingga
lansia tak terkecuali pada remaja (Aldilawati et al., 2022). Proporsi penyakit gigi
dan mulut masyarakat Indonesia, pada masalah gigi berlobang atau sakit sebesar
45,3%, penyakit periodontal sebesar 14%, dan sariawan sebesar 8% (Kementerian
Kesehatan RI, 2018).
Remaja merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap masalah
kesehatan gigi dan mulut (Rakhmawatia et al., 2020). Remaja mengalami proses
perubahan biologis, kognitif, dan emosi sehingga, remaja lebih mudah terjangkit
penyakit dan membutuhkan perhatian yang khusus dalam kesehatan termasuk
tentang kesehatan gigi dan mulut (Mardeilita, 2020). Hasil Riskesdas tahun 2018
menunjukan sebesar 51,9% remaja usia 15-24 tahun mengalami penyakit gigi dan
mulut. Proporsi penyakit gigi dan mulut pada masalah gigi berlobang atau sakit,
penyakit periodontal, dan sariawan secara berurutan sebesar 38,1%, 16,8%, dan
9,6% (Kemenkes RI, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Eldarita pada tahun
2019 mengenai Pengaruh Masa Pubertas terhadap Keadaan Gingiva Remaja,
mengalami peradangan ringan 21%, peradangan sedang 38,6%, dan peradangan
berat 36% (Eldarita, 2019).
Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut yang dialami oleh remaja
disebabkan karena rendahnya perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut, dimana