Page 15 - SANTUN MUTIA
P. 15
2
yang paling sering digunakan tersebut yaitu peranti ortodonti cekat (Rambitan and
Mintjelungan, 2019).
Penggunaan ortodonti cekat selain dapat memperbaiki maloklusi, juga
dapat memberikan dampak berupa terjadinya perubahan dalam lingkungan rongga
mulut, peningkatan jumlah plak, terjadinya gingivitis, dekalsifikasi email atau
terdapatnya white spot di sekitar gigi yang dipasang ortodonti cekat (Marlisa et
al., 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Cantekin di Turki juga menyebutkan
bahwa DMFT jumlah dan skor plak pada kelompok pasien yang menggunakan
perawatan ortodonti cekat mengalami peningkatan, dimana terjadinya
penumpukan plak pada gigi (Cantekin et al., 2012). Terjadinya penumpukan plak
pada gigi tersebut, diakibatkan karena sulitnya pembersihan pada gigi yang
terhalangi peranti cekat, sehingga apabila dibiarkan dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan gigi dan penyakit periodontal. Gingivitis merupakan tahap
awal terjadinya kerusakan jaringan periodontal yang diakibatkan oleh bakteri plak
(Kornialia, 2018).
Pembersihan gigi dan mulut yang menjadi sulit akibat desain rumit
ortodonti cekat selain mengakibatkan terjadinya penumpukan plak pada gigi juga
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pH saliva, dimana setelah memulai
perawatan ortodonti terjadi perubahan flora mikroba dalam mulut dan terjadi
peningkatan konsentrasi bakteri aerob dan anaerob selama 3 bulan pemakaian
ortodonti, hal ini menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam lingkungan mulut seperti, terjadinya peningkatan
konsentrasi bakteri, laju saliva, dan pH saliva (Marlisa et al., 2017). Potential of