Page 9 - Layout edis 03.cdr
P. 9
MyJourney
Parkinson adalah penyakit yang disebabkan Saat ini, Argya masih dalam proses pengobatan
hilangnya sel-sel saraf yang menghasilkan zat kimiawi dan melakukan latihan gerak setiap harinya, untuk
di otak yang disebut dengan dopamin, sehingga menstabilkan kondisi dan gejala yang dialami. Ia
menyebabkan gangguan gerak dan gejala Parkinson berharap, perawatan untuk Parkinson di Indonesia
lain. Parkinson umumnya dialami pada seseorang di akan semakin membaik dan meningkatkan kualitas
usia lanjut dan jarang terjadi pada usia muda, karena hidup bagi para pejuangnya.
risikonya meningkat dengan bertambahnya usia.
Gejala khas yang dialami pasien ada 4, yang memiliki
singkatan, yaitu TRAP. T merupakan Tremor, terutama
pada saat anggota gerak diam atau beristirahat. R
yaitu Rigidity, atau kekakuan dari sendi. A yaitu
Akinesia, yakni pergerakan yang melambat dan
berkurangnya kemampuan untuk memulai gerakan.
Dan P yaitu postural instability, yakni ketidakstabilan
postur tubuh dan kecenderungan untuk jatuh. Gejala-
gejala tersebut akan dialami secara progresif, yaitu
semakin lama semakin memburuk.
Akibat penyakit ini, Argya mengalami banyak
perubahan pada aktivitas sehari-hari. Gerakannya
menjadi melambat, suaranya menjadi serak, dan saat
ini kemana-mana harus memakai alat bantu untuk
berjalan. Saat pertama kali mengalami gejala dan
didiagnosis sebagai Parkinson, Argya sempat tidak
percaya dan menyangkal kondisi dirinya. Argya sering Parkinson Survivor:
merasa kurang percaya diri dan takut orang lain tidak
nyaman. Ia juga sempat mengalami depresi saat Living with Parkinson
menghadapi perubahan fisik dari yang sehat
Argya Bayu Aji, or commonly called Argya, is a final
kemudian berangsur-angsur mengalami perburukan
year psychology student at a university in Yogyakarta.
gejala. Emosinya pun cenderung tidak stabil, dan He was 19 years old when he was diagnosed with
sering mengalami gangguan cemas serta gangguan Parkinson's. Initially, Argya only experienced reduced
tidur. Tidak hanya itu, Ia juga kehilangan teman-teman one-sided olfactory sensitivity and right limb stiffness,
also resting tremor. Then gradually, other symptoms
yang biasa bergaul dengan dirinya.
appeared and got worse.
Tahun 2018, Argya mengalami perburukan gejala Parkinson is a disease caused by the loss of nerve
hingga membuatnya melakukan percobaan bunuh cells that produce a chemical in the brain called
dopamine, causing movement disorders and other
diri. Namun, teman-teman dan keluarga menjadi
Parkinson symptoms. Parkinson is generally
pendorong baginya untuk tetap hidup bersama experienced in someone at an advanced age and
Parkinson. Argya mengaku bahwa penerimaan dirinya rarely occurs at a young age, because the risk
saat ini juga tidak lepas dari dukungan keluarga serta increases with age. There are 4 typical symptoms
experienced by patients, which have an abbreviation,
teman-teman yang menerima kondisinya serta
namely TRAP. It is a tremor, especially when the limb
senantiasa menjadi tempatnya berteduh saat mulai resting. R is rigidity, or stiffness of the joints. A is
kelelahan. Akinesia, which slows down the movement and
decreases the ability to initiate movements. And P is
Berkat dukungan orang-orang terdekat, Argya postural instability, namely instability in body posture
and tendency to fall. These symptoms will be
memutuskan untuk speak up mengenai kondisi
experienced progressively and they get worse over
dirinya, meski proses penerimaan kondisinya sendiri time.
saat itu juga tidak mudah. Argya mulai aktif
memberikan edukasi di media sosial mengenai Argya had denial about his condition and was in a
depressed state until he attempted suicide. But with
kondisi dirinya sebagai Parkinson, depresi, dan
the support of those closest to him, Argya found the
suicide survivor. Tak hanya itu, Argya juga sering hadir strength to live with parkinson. Now, he actively
sebagai pembicara dalam seminar dan sharing di provides education on social media about his condition
kelas-kelas tertentu. as Parkinson, depression and suicide survivor.
NeuroMagz 09