Page 16 - Modul Praktik Kebutuhan Dasar Manusia
P. 16

2.  Mengukur suhu tubuh
                          Suhu  tubuh  adalah  standar  ukuran  yang  digunakan  untuk  melihat  kemampuan  tubuh
                          melakukan pengaturan panas. Respon tubuh terhadap penyakit yang paling umum dimulai
                          dengan terjadinya perubahan suhu tubuh.
                          Peningkatan suhu tubuh disebabkan oleh peningkatan titik pengaturan suhu (set point) di
                          hipotalamus. Demam memiliki pola tertentu yang merupakan indikasi dari suatu penyakit.
                          Apabila fluktuasi suhu lebih dari 1 °C dalam 24 jam maka demam disebut dengan remitten
                          sedangkan  apabila  mempunyai  pola  peningkatan  suhu  hanya  terjadi pada  satu  periode
                          tertentu dan siklus berikutnya kembali normal maka disebut intermitten.
                          Metode mengukur suhu tubuh:
                              a.  Oral. Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima menit.
                              b.  Axilla.  Metode  yang  paling  sering  di  lakukan.  Dilakukan  5-10  menit  dengan
                                 menggunakan termometer raksa.
                              c.  Rectal.Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi dari suhu oral

                           Klasifikasi suhu adalah sebagai berikut:

                              a.  Hipotermia (dewasa <35°C, bayi dan anak <36 C, hipotermia ekstrem pada bayi
                                                                            0
                                                                0
                                  dan anak yaitu apabila suhu <35,5 C)
                              b.  Normal (dewasa 36-37°C, bayi dan anak 36,5-37,5°C)
                              c.  Pireksia/febris (38-41°C)
                              d.  Hipertermia/hiperpireksia (>41,1°C)

                           Lokasi pengukuran suhu tubuh sebagai berikut:

                                a.  Mulut (oral) → tidak boleh dilakukan pada anak/bayi,
                                b.  Anus (rectal) → tidak boleh dilakukan pada klien dengan diare,
                                c.  Ketiak (aksila) → telinga (timpani/aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).

                           Macam-macam termometer:

                              a.  Termometer air raksa: termometer air raksa tidak lagi dianjurkan untuk digunakan
                                  karena bisa pecah dan membuat air raksa yang beracun ini menguap dan terhirup.
                              b.  Termometer digital: termometer digital terbuat dari plastik dan berbentuk seperti
                                  pensil, termometer ini menggunakan sensor panas elektronik untuk merekam suhu
                                  tubuh baik melalui mulut, ketiak, atau dubur.
                              c.  Termometer  digital  telinga  atau  termometer  timpani  (tympanic  thermometer):
                                  termometer ini menggunakan sinar inframerah untuk mengukur suhu di dalam liang







                     Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia _Reguler 8_Prodi Sarjana Terapan Keperawatan_2024
                                                                                                            22
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21