Page 22 - buku cerita rakyat melawi_mastiah
P. 22
Di istana, kebahagiaan mereka bertambah ketika Putri
Junjung Buih hamil dan melahirkan seorang anak. Namun,
karena Sultan sering pergi berperang, Putri harus merawat
anaknya sendiri. Suatu hari, seorang pengasuh kelelahan
dan tanpa sengaja menghina Putri dengan mengatakan
bahwa asal-usulnya tidak jelas.
Sangat terluka oleh kata-kata itu, pada malam
purnama, Putri Junjung Buih berdoa di taman istana,
memohon kepada Allah agar dikembalikan ke asal usulnya
yang mulia jika memang itu adalah kehendak-Nya. Tiba-
tiba, ia menghilang tanpa jejak.
Sultan yang kembali dari perang sangat sedih dan
terkejut menemukan bahwa istrinya hilang. Dia mencari ke
seluruh istana namun tidak menemukan Putri Junjung Buih.
Akhirnya, Sultan kembali ke desa Ulak Jawa dan meminta
saran dari orang tua Putri.
Di sana, Sultan disarankan untuk memilih salah satu
dari wanita yang hadir dalam sebuah acara khusus malam
itu. Semua wanita ditempatkan di balik kelambu kuning
yang serupa, dan dengan bantuan kunang-kunang, Sultan
yakin telah menemukan istrinya. Ketika bayi mereka
dibawa ke dekat kelambu itu, bayi tersebut langsung
tenang dan mau menyusu, menandakan bahwa memang
itu adalah Putri Junjung Buih.