Page 21 - E-Modul Suhu dan Pemuaian
P. 21
T1 A T2 T1 B T2
Batang silinder A lebih panjang daripada silinder B namun keduanya
memiliki lebar yang sama. Sisi kiri silinder a dan b diberikan kalor yang
sama. Berdasarkan kasus tersebut laju perpindahan kalor yang terjadi
pada silinder B lebih besar daripada silinder A. Hal ini dikarenakan panjang
silinder B lebih kecil sehingga ujung sisi kanan silinder B akan lebih cepat
terasa panas dibandingkan silinder B sehingga panjang benda dapat
mempengaruhi laju perpindahan kalor nya. Semakin kecil nilai panjang
benda maka laju konduksi kalor nya akan semakin besar.
T1 A T2 T1 B T2
Batang silinder B lebih besar daripada silinder A namun keduanya memiliki
panjang yang sama. Sisi kiri selinder A dan B diberikan panas yang sama.
Berdasarkan kasus tersebut laju perpindahan kalor yang terjadi pada
silinder B bernilai lebih besar sehingga ujung sisi kiri kanan silinder B akan
lebih cepat terasa panas dibandingkan silinder A. Sehingga dapat digaris
bawahi bahwa lebar benda dapat mempengaruhi laju perpindahan kalor
nya. Semakin besar nilai lebar benda maka laju konduksi kalor nya akan
bernilai semakin besar.
Setiap benda memiliki nilai konduktivitas termal yang berbeda tergantung
dengan zat penyusunnya. Konduktivitas termal pada suatu benda dapat
dijelaskan sebagai kemampuan suatu benda dalam menghantarkan panas
per satuan ketebalan medium persatuan luas dan persatuan perbedaan
suhu.
Zat yang memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi disebut sebagai
konduktor termal sedangkan yang memiliki nilai konduktivitas termal
yang rendah disebut sebagai isolator termal. Sehingga dapat digarisbawahi
bahwa konduktivitas termal zat penyusun benda dapat mempengaruhi
laju perpindahan kalor nya. semakin besar nilai konduktivitas termal Nya
maka laju kalor nya akan semakin besar.
IPA-Modul Suhu, Pemuaian dan Kalor 18