Page 4 - Modul Pembelajaran By Siti Haryani
P. 4

Sebagian  yang  lain  melakukan  shalat  berjamaah  dengan  beberapa  orang  saja.

                           Kemudian Umar berkata: “Menurutku akan lebih baik jika aku kumpulkan mereka
                           pada satu imam.” Lalu Umar berketetapan dan mengumpulkan mereka pada Ubay

                           bin  Ka`ab.  Pada  kesempatan  malam  yang  lain,  aku  (Rahman  bin  Abd.  al-Qari)
                           keluar  lagi  bersama  Umar.  (dan  aku  menyaksikan)  masyarakat  melakukan  shalat

                           secara  berjamaah  mengikuti  imamnya.  Umar  berkata:  “Ini  adalah  sebaik-baik

                           bid`ah…” (HR. Bukhari).


                      c.  Bilangan Rakaat
                               Shalat tarawih 11 atau 13 raka’at yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi

                           wa sallam  bukanlah pembatasan. Sehingga para ulama dalam   pembatasan jumlah

                           raka’at  shalat  tarawih  ada  beberapa  pendapat.  Ada  sebagian  ulama  yang
                           membatasinya dengan 11 raka’at. Mayoritas ulama mengatakan shalat tarawih adalah

                           20 raka’at (belum termasuk witir). Al Kasaani mengatakan, “Umar mengumpulkan
                           para  sahabat  untuk  melaksanakan  qiyam  Ramadhan  lalu  diimami  oleh  Ubay  bin

                           Ka’ab radhiyallahu Ta’ala ‘anhu. Lalu shalat tersebut dilaksanakan 20 raka’at. Tidak
                           ada  seorang  pun  yang  mengingkarinya  sehingga  pendapat  ini  menjadi  ijma’atau

                           kesepakatan  para  sahabat.”  (Lihat  Al  Mawsu’ah  Al  Fiqhiyyah  Al  Kuwaitiyyah,

                           2/9636) Ulama lainnya mengatakan lagi bahwa shalat tarawih adalah 39 raka’at dan
                           sudah termasuk witir. Juga ada yang mengatakan mengatakan bahwa shalat tarawih

                           adalah  40  raka’at  dan  belum  termasuk  witir.  Bahkan  Imam  Ahmad  bin  Hambal
                           melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan tanpa batasan bilangan.

                               Kesimpulan  dari  pendapat-pendapat  yang  ada  adalah  sebagaimana  dikatakan

                           oleh Ibnu Taimiyah,
                               “Semua jumlah raka’at di atas boleh dilakukan. Melaksanakan shalat malam di

                           bulan Ramadhan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat bagus. Dan memang
                           lebih utama adalah melaksanakan shalat malam sesuai dengan kondisi para jama’ah.

                           Kalau  jama’ah  kemungkinan  senang  dengan  raka’at-raka’at  yang  panjang,  maka

                           lebih  bagus  melakukan  shalat  malam  dengan  10  raka’at  ditambah  dengan  witir  3
                           raka’at,  sebagaimana  hal  ini  dipraktekkan  oleh  Nabi  shallallahu  ‘alaihi  wa  sallam

                           sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi seperti itu, demikianlah
                           yang  terbaik.  Namun  apabila  para  jama’ah  tidak  mampu  melaksanakan  raka’at-

                           raka’at  yang  panjang,  maka  melaksanakan  shalat  malam  dengan  20  raka’at  itulah
                           yang  lebih  utama.  Seperti  inilah  yang  banyak  dipraktekkan  oleh  banyak  ulama.

                           Shalat  malam  dengan  20  raka’at  adalah  jalan  pertengahan  antara  jumlah  raka’at

                           shalat malam yang sepuluh dan yang empat puluh.
                               Kalaupun seseorang melaksanakan shalat malam dengan 40 raka’at atau lebih,

                           itu juga diperbolehkan dan tidak dikatakan makruh sedikitpun. Bahkan para ulama
                           juga  telah  menegaskan  dibolehkannya  hal  ini  semisal  Imam  Ahmad  dan  ulama

                           lainnya.
                               Oleh  karena  itu,  barangsiapa  yang  menyangka  bahwa  shalat  malam  di  bulan

                           Ramadhan memiliki batasan bilangan tertentu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

                                                              3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9