Page 264 - Modul PJJ IPS 7 genap
P. 264

Aktivitas 1.5 Mengidentifikasi Peran Walisongo
                                             dalam Proses Penyebaran Islam

                  Penyebaran ajaran  Islam khususnya di  Pulau Jawa tidak lepas  dari peran para ulama
                  Islam atau sering disebut sebagai Walisongo. Kata wali berasal dari Wali Ullah artinya
                  orang yang dekat dengan Allah. Wali yang dikenal di Pulau Jawa berjumlah sembilan,
                  sehingga  disebut  sebagai  Walisongo.  Kesembilan  Wali  penyebar  Islam  di  Indonesia
                  tersebut mendapat gelar Sunan, yang berarti yang dijunjung Tinggi.

                  Terkait dengan peran Walisongo dalam menyebarkan agama Islam kepada masyarakat
                  Indonesia, upaya tersebut dilakukan dengan berbagai cara antara lain;
                    1.  Menjadi guru agama atau mubaligh yang menyebarkan ajaran Islam
                    2.  Menjadi penasehat sultan, bahkan ada yang menjadi sultan
                    3.  Menjadi panutan  atau tokoh masyarakat
                    4.  Memberi doa restu atau pemimpin upacara ibadah
                    5.  Sebagai pengembang kebudayaan setempat yang disesuaikan dengan ajaran Islam
                    6.  Sebagai ahli srategi perang

                  Sembilan wali yang Walisongo sebagai penyebar ajaran Islam di Jawa yaitu;
                    1.  Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim/ Syekh Maulana Magribi)
                        Sunan Gresik berasal dari Persia (Iran) tiba di Pulau Jawa tahun 1404, menetap di
                        Leran  Gresik  (daerah  di  Jawa  Timur).  Awal  mulanya  ia  berdakwa  pada  para
                        pedagang, termasuk pedagang dari Gujarat (India).

                    2.  Sunan Ampel ( Raden Rakhmad/ Sayid Ali Ramtullah)
                        Ia  berasal  dari  Campa  (daerah  bagian  selatan  di  Vietnam).  Sunan  Ampel
                        berdakwah  memperbaiki  akhlak  rakyat  Majapahit  yang  dirasa  mulai  rusak.  Ia
                        menciptakan  konsep  moh  lima  yaitu,  tidak  minum  minuman  keras,  tidak  judi,
                        tidak mabuk-mabukkan, dan tidak melakukan zina. Beliau mendirikan pesantren
                        di Ampeldenta, Surabaya, dan menjadi penasehat di Kesultanan Demak.

                    3.  Sunan Bonang  (Raden Makhdum Ibrahim)
                        Beliau putra Sunan Ampel, dikenal dengan Sunan Bonang karena dalam berdakwa
                        menggunakan  media  gamelan  (bhs  jawa=  Bonang),  mendirikan  pesanten  di
                        Tuban,  Jawa  Timur.  Menulis  karya  sastra  berjudul  “Primbon  Sunan  Bonang”
                        yang sesuai dengan ajaran Islam.

                    4.  Sunan Drajat (Raden Syarifudin)
                        Merupakan  putra  Sunan  Ampel,  dikenal  dengan  nama  Sunan  Drajat  karena
                        berdakwa di daerah Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur dengan mendirikan
                        pesanten.  Beliau  juga  berhasil  mengubah  syair-syair  pangkur  (tembang  jawa)
                        dengan nilai-nilai ajaran Islam menggunakan gamelan.











                                       Modul PJJ Mata Pelajaran IPS – Kelas VII Semester Genap                  244
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269