Page 3 - Konservasi Flora dan Fauna
P. 3
2. Kegiatan manusia yang dapat melestarikan keanekaragaman hayati (berdampak positif)
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Penghijauan dan reboisasi, selain menambah jumlah jenis-jenis tumbuhan
baru, juga memulihkan kawasan hutan yang mengalami kerusakan.
b. Pengendalian hama secara biologi, merupakan usaha pemberantasan hama tanpa
merusak ekosistem sehingga tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman
oleh penggunaan insektisidan. Selain itu, serangan hama dapat dicegah karena
predator alami tetap ada dalam ekosistem.
c. Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan dilakukan peremajaan (tebang
pilih dan tanam kembali).
d. Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan varietas tanaman dan
hewan unggul menambah kekayaan sumber plasma nutfah dengan tetap
melestarikan jenis hewan dan tumbuhan lokal.
e. Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat asli (secara in itu) maupun
diluar habitat asli (secara ek situ). Berdasarkan UU No, 5 Tahun 1990 dan UU No.23
Tahun 1997, Indonesia melakukan dua metode konsevasi, yaitu metode Insitu dan
metode Eksitu. Metode insitu merupakan upaya untuk melestarikan keanekaragaman
hayati yang dilaksanakan pada habitat asli individu tersebut baik flora maupun fauna.
Usaha pelestarian secara in situ contohnya pelestarian komodo di Pulau Komodo.
Metode ek situ adalah proses melindungi spesies, varietas atau ras yang terancam
punah, tumbuhan atau hewan di luar habitat aslinya; misalnya dengan
memindahkan sebagian populasi dari habitat yang terancam dan menempatkannya di
lokasi baru, yang mungkin merupakan kawasan liar atau dalam perawatan manusia.
Usaha pelestarian secara ex situ, misalnya pembuatan kebun koleksi, kebun plasma
nutfah, kebun raya dan kebun binatang.
Page | 2