Page 363 - BUKU 1. PPR MEDIK TK. 1
P. 363
radioimmunoassay (RIA) atau immunoradioassay (IRMA) atau secara in-vitro.
Radioisotop dalam bentuk senyawa tertentu, biasa disebut radiofarmaka.
Pada in-vivo, hal tersebut bertujuan supaya radioisotop bisa menuju pada
jaringan atau organ tertentu. Berdasarkan tujuannya, Bidang Kedokteran
Nuklir bisa berperan juga untuk diagnostik dan untuk terapi.
2. Peralatan utama dalam Kedokteran Nuklir:
a. peralatan pencitraan diagnostik in vivo: Kamera Gamma;
b. peralatan pendeteksian radionuklida dan/atau Radiofarmaka diagnostic in
vivo: Gamma Probe dan Counting System;
c. peralatan non-pencitraan diagnostik in vitro: Gamma Counter.
d. Sedangkan peralatan penunjang:
e. alat Pengukur Aktivitas untuk diagnostik in vivo;
f. sentrifuge untuk diagnostik in vitro.
3. Fasilitas ruangan Kedokteran Nuklir meliputi:
a. ruang administrasi;
b. ruang dokter dan personel;
c. ruang proteksi dan keselamatan radiasi;
d. ruang penyiapan, pencacahan, dan penyimpanan radionuklida dan/atau
Radiofarmaka, harus dilengkapi dengan kamar asam (fume hood) dan
gloves box.
e. ruang dekontaminasi yang dilengkapi shower dan pemantau kontaminasi;
f. ruang penyimpanan sementara limbah radioaktif.
4. Tambahan untuk Kedokteran Nuklir Diagnostik:
a. ruang up take, dilengkapi dengan penahan radiasi yang memadai;
b. ruang pencitraan pasien, dilengkapi dengan penahan radiasi yang
memadai;
c. ruang pasien setelah pemberian radionuklida dan/atau Radiofarmaka.
d. Tambahan untuk Fasilitas terapi meliputi:
e. ruang pemberian radionuklida dan/atau Radiofarmaka kepada pasien;
PR Terhadap Paparan Kerja Medik Tk 1, DPK – BRIN, 2023 | 93