Page 2 - Asal Mula Danau
P. 2

Asal Mula Danau Lipan




               November 8, 2007Cerita Rakyat
               Di kecamatan Muara Kaman kurang lebih 120 km di hulu Tenggarong ibukota
               Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur ada sebuah daerah yang terkenal
               dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama Danau, daerah tersebut bukanlah
               danau seperti Danau Jempang dan Semayang. Daerah itu merupakan padang luas
               yang ditumbuhi semak dan perdu.


               Dahulu kala kota Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan. Tepi lautnya ketika
               itu ialah di Berubus, kampung Muara Kaman Ulu yang lebih dikenal dengan nama
               Benua Lawas. Pada masa itu ada sebuah kerajaan yang bandarnya sangat ramai
               dikunjungi karena terletak di tepi laut.


               Terkenallah pada masa itu di kerajaan tersebut seorang putri yang cantik jelita. Sang
               putri bernama Putri Aji Bedarah Putih. Ia diberi nama demikian tak lain karena bila sang
               putri ini makan sirih dan menelan air sepahnya maka tampaklah air sirih yang merah itu
               mengalir melalui kerongkongannya.


               Kejelitaan dan keanehan Putri Aji Bedarah Putih ini terdengar pula oleh seorang Raja
               Cina yang segera berangkat dengan Jung besar beserta bala tentaranya dan berlabuh
               di laut depan istana Aji Bedarah Putih. Raja Cina pun segera naik ke darat untuk
               melamar Putri jelita.


               Sebelum Raja Cina menyampaikan pinangannya, oleh Sang Putri terlebih dahulu raja
               itu dijamu dengan santapan bersama. Tapi malang bagi Raja Cina, ia tidak mengetahui
               bahwa ia tengah diuji oleh Putri yang tidak saja cantik jelita tetapi juga pandai dan
               bijaksana. Tengah makan dalam jamuan itu, puteri merasa jijik melihat kejorokan
               bersantap dari si tamu. Raja Cina itu ternyata makan dengan cara menyesap, tidak
               mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing.


               Betapa jijiknya Putri Aji Bedarah Putih dan ia pun merasa tersinggung, seolah-olah Raja
               Cina itu tidak menghormati dirinya disamping jelas tidak dapat menyesuaikan diri.
               Ketika selesai santap dan lamaran Raja Cina diajukan, serta merta Sang Putri menolak
               dengan penuh murka sambil berkata, “Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan
               manusia yang cara makannya saja menyesap seperti anjing.”


               Penghinaan yang luar biasa itu tentu saja membangkitkan kemarahan luar biasa pula
               pada Raja Cina itu. Sudah lamarannya ditolak mentah-mentah, hinaan pula yang
               diterima. Karena sangat malu dan murkanya, tak ada jalan lain selain ditebus dengan
               segala kekerasaan untuk menundukkan Putri Aji Bedarah Putih. Ia pun segera menuju
               ke jungnya untuk kembali dengan segenap bala tentara yang kuat guna
               menghancurkan kerajaan dan menawan Putri.
   1   2   3