Page 3 - Asal Mula Danau
P. 3

Perang dahsyat pun terjadilah antara bala tentara Cina yang datang bagai gelombang
               pasang dari laut melawan bala tentara Aji Bedarah Putih. Ternyata tentara Aji Bedarah
               Putih tidak dapat menangkis serbuan bala tentara Cina yang mengamuk dengan
               garangnya. Putri yang menyaksikan jalannya pertempuran yang tak seimbang itu
               merasa sedih bercampur geram. Ia telah membayangkan bahwa peperangan itu akan
               dimenangkan oleh tentara Cina. Karena itu timbullah kemurkaannya.


               Putri pun segera makan sirih seraya berucap, “Kalau benar aku ini titisan raja sakti,
               maka jadilah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat memusnahkan Raja Cina
               beserta seluruh bala tentaranya.” Selesai berkata demikian, disemburkannyalah sepah
               dari mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Dengan sekejap mata
               sepah sirih putri tadi berubah menjadi beribu-ribu ekor lipan yang besar-besar, lalu
               dengan bengisnya menyerang bala tentara Cina yang sedang mengamuk.


               Bala tentara Cina yang berperang dengan gagah perkasa itu satu demi satu
               dibinasakan. Tentara yang mengetahui serangan lipan yang tak terlawan itu, segera lari
               lintang-pukang ke jungnya. Demikian pula sang Raja. Mereka bermaksud akan segera
               meninggalkan Muara Kaman dengan lipannya yang dahsyat itu, tetapi ternyata mereka
               tidak diberi kesempatan oleh lipan-lipan itu untuk meninggalkan Muara Kaman hidup-
               hidup. Karena lipan-lipan itu telah diucap untuk membinasakan Raja dan bala tentara
               Cina, maka dengan bergelombang mereka menyerbu terus sampai ke Jung Cina. Raja
               dan segenap bala tentara Cina tak dapat berkisar ke mana pun lagi dan akhirnya
               mereka musnah semuanya. Jung mereka ditenggelamkan juga.


               Sementara itu Aji Bedarah Putih segera hilang dengan gaib, entah kemana dan
               bersamaan dengan gaibnya putri, maka gaib pulalah Sumur Air Berani, sebagai
               kekuatan tenaga sakti kerajaan itu. Tempat Jung Raja Cina yang tenggelam dan
               lautnya yang kemudian mendangkal menjadi suatu daratan dengan padang luas itulah
               yang kemudian disebut hingga sekarang dengan nama Danau Lipan.
   1   2   3