Page 20 - MODUL TEKS ULASAN KELAS 8
P. 20

Tilik merupakan film pendek berbahasa Jawa yang dibuat pada September
                     2018 oleh Ravacana Films dan dipublikasikan melalui kanal youtube Ravacana Films
                     pada 17 Agustus  2020. Dalam bahasa Jawa  Tilik  berarti  menjenguk. Pada 2018  Tilik
                     berhasil meraih penghargaan kategori film pendek terpilih piala maya 2018. Selain itu,
                     film tersebut juga menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF)
                     2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019. Saat ini film Tilik telah
                     ditonton lebih dari 26 juta kali di kanal youtube Ravacana Films.


                                Film pendek Tilik bercerita tentang rombongan Ibu-ibu yang menaiki truk
                     untuk  menjenguk  Ibu  Lurah  yang  dirawat  di  rumah  sakit.  Dalam  perjalanan  tersebut
                     penuh dengan ocehan dari Ibu Tejo yang tidak hentinya membicarakan Dian. Dian adalah
                     gadis cantik yang merupakan kembang desa. Ibu Tejo dengan yakin mengatakan bahwa
                     Dian mempunyai pekerjaan yang tidak beres. Dian dicurigai suka menggoda para lelaki
                     yang  sudah  berkeluarga.  Dian  yang  merupakan  calon  manantu  Ibu  Lurah  dianggap
                     meresahkan warga. Ibu Tejo mendapat informasi tersebut dari internet dan media sosial.
                     Berita yang disampaikan Ibu Tejo mendapat dukungan dari beberapa warga yang lain.
                     Namun, Yu Ning yang meragukan keakuratan sumber berita itu membantah dan berusaha
                     mengingatkan  Ibu  Tejo  dan  Ibu-ibu  yang  lain  untuk  tidak  menelan  mentah-mentah
                     informasi yang didapat. Klimaks film ini adalah perang mulut antara Ibu Tejo dan Yu
                     Ning.

                                Wahyu Agung Prasetyo mengakui bahwa  latar belakang film Tilik adalah
                     fenomena yang ada di masyarakat Indonesia khususnya yang terlalu percaya dan menelan
                     mentah-mentah informasi yang tersebar di internet. Wahyu menggambarkan fenomena
                     sosial  tersebut  melalui  tokoh  Ibu  Tejo  yang  menganggap  internet  sebagai  sumber
                     informasi yang paling akurat. “Film ini itu benang merahnya membahas informasi terkait
                     banyaknya isu hoaks di mana-mana. Apalagi era digital modernisasi sekarang ini sangat
                     digandrungi masyarakat Indonesia. Nah ini yang menjadi rentan, menjadi penting kenapa
                     film ini harus diproduksi sekarang,” ungkap Agung.


                                Film Tilik sempat populer dan menjadi buah bibir karena alur ceritanya dinilai
                     sangat  sesuai  dengan  kehidupan  sehari-hari  khususnya  para  Ibu.  Berkaitan  dengan
                     kepopuleran tersebut, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yakni
                     Drajat  Tri  Kartono  mencoba  melihat  film  tersebut  dari  sudut  pandang  sosiologi.
                     Menurutnya,  film  Tilik  jarak refleksinya antara penggambaran kehidupan sehari-hari
                     dengan masa sekarang sangat dekat sekali. “Jadi yang pertama film itu viral karena film
                     itu mampu menampilkan sebuah realitas kehidupan perempuan kelas menengah ke bawah
                     dengan segala macam corak dan isinya itu sangat dekat,” ujarnya saat dihubungi








               10                                                     Bahasa Indonesia – Teks Ulasan Kelas VIII
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25