Page 53 - E-BOOK BERBASIS KEARIFAN LOKAL SIWALAN TUBAN
P. 53
Perhatikan tabel di bawah ini!
Berikut merupakan data BPS Kabupaten Tuban 2024 terkait luas area dan
jumlah produksi perkebunan siwalan di Kabupaten Tuban pada tahun 2020-
2023.
Tabel 5.1 Data luas perkebunan dan jumlah produksi siwalan di Tuban
Tahun Luas Area (ha) Jumlah Produksi (ton)
2020 1.822,35 7.093,05
2021 1.821,27 7.093,05
2022 1.820,84 6.975,87
2023 1.821,82 6.632,23
Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2023 luas area perkebunan siwalan
mengalami peningkatan menjadi 1.821,82 ha akan tetapi jumlah produksi
siwalan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 6.975,87 ton menjadi
6.632,23 ton.
(Mengemukakan ide bervariasi dari berbagai sudut pandang)
1. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Kemukakan argumenmu terkait faktor
penyebab tersebut dari berbagai sudut pandang!
(Mengemukakan jawaban)
(Mengemukakan banyak ide jawaban dengan lancar)
2. Analisislah berbagai kemungkinan dampak yang ditimbulkan akibat
(Mengemukakan jawaban)
penurunan jumlah produksi siwalan sebagai komoditas lokal tersebut
terhadap Kabupaten Tuban!
Setelah membaca wacana tersebut, bagaimanakah perasaanmu? Sedih bukan?
Selain orang utan, ada beberapa jenis fauna lainnya yang terancam punah akibat
diburu atau dibunuh, misalnya macan tutul, gajah, cenderawasih, walabi, dan
lain-lainnya. Bagaimana cara melestarikan hewan tersebut agar tidak punah?
Menurunnya keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat
yang dapat diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah
dengan cara melakukan pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati.
Konservasi keaneakaragaman hayati di Indonesia diatur oleh Undang-Undang
No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan Undang-Undang No. 23
tahun 1997 tentang Pengelollan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu
tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat. Konservasi keanekaragaman
hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut.
42