Page 3 - Media Pembelajaran dan E-Module/E-Book
P. 3

Mereka kurang terbiasa dan kurang terlatih menggunakan tekhnologi digital dalam
                   pembelajaran  daring,  seperti  penggunaan  Learning  Management  System  (LMS)
                   seperti moodle, google classroom, e-learning, edmodo, zoom, webinar atau yang
                   lainnya.

                   Kalau  kita  amati  pengajaran  daring  yang  sudah  berjalan  terlihat  kurang  variatif
                   dalam model-model pembelajaran yang diterapkan. Kebanyakan kontennya kurang
                   menarik, terlalu mudah, kadang terlalu sulit dan kurang merangsang anak untuk
                   mengembangkan  pemikiraan  analisis  seperti  tuntutan  kurikulum  yang  ada.  Jadi
                   proses pembelajaran daring belum optimal sesuai yang diharapkan. Hal ini akibat
                   ketidaksempurnaan dalam menguasai berbagai sarana pembelajaran daring.

                   Harusnya pengajar melakukan persiapan yang matang, contoh dengan membuat
                   modul, atau  membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran.

                   Dengan  video  kreatif  peserta  didik  tentu  akan  lebih  mudah  memahami  materi
                   sebelum mengerjakan tugas yang akan diberikan oleh Pengajar. Sehingga membuat
                   siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran daring.

               2.  Orangtua

                   Pembelajaran  secara  daring  memaksa  orang  tua  untuk  terlibat  langsung  dalam
                   kegiatan  belajar  anak-anaknya  yang  masih  pada  tingkat  dasar  atau  menengah
                   pertama.  Padahal kemampuan orang tua dalam mendampingi proses pembelajaran
                   daring juga beragam.

                   Ramai  beredar  di  media  sosial  yang  menceritakan  pengalaman  mereka  selama
                   mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya
                   mereka harus menyediakan paket data internet, berbagi gawai dengan anaknya.
                   Karena banyak orangtua yang tidak siap, akhirnya sering marah yang mendapatkan
                   anaknya  yang  sulit  diatur.    Alih-alih  dapat  mendampingi  anaknya  belajar  tetapi
                   malah membuat suasana di rumah menjadi kurang kondusif.

                   Disisi  lain  tidak  semua  orangtua  mampu  memberikan  fasilitas  teknologi  kepada
                   anak-anaknya sebagai sarana pembelajaran daring.

               3.  Siswa/Peserta didik

                   Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Tidak
                   semua siswa memiliki memiliki gawai atau laptop, jadi mereka harus berbagi dengan
                   orangtuanya.

                   Kebanyakan  siswa  di  tingkat  dasar  dan  menengah  pertama  tidak  terbiasa
                   menggunakan gawai sebagai sarana pembelajaran. Disisi lain harus diakui bahwa




                                                            2
   1   2   3   4   5   6   7   8