Page 65 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 65
Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012 Profil Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
Gambar 3.5 Persentase anak balita telantar yang makan makanan berprotein tinggi nabati
Persentase Anak Balita Telantar yang Tidak Diberi ASI selama Seminggu Terakhir
menurut Tipe Daerah, 2006, 2009, dan 2012 kurang dari 4 kali dalam seminggu sebesar 89,07 persen. Sementara itu, anak balita
telantar yang makan berprotein tinggi hewani 2 kali atau kurang dalam seminggu
38,97 sebesar 84,71 persen.
40
30,46 Berdasarkan daerah tempat tinggal, anak balita telantar yang makan
35
27,71
30 23,46 23,19 23,19 26,25 25,04 24,31 makanan berprotein tinggi nabati kurang dari 4 kali dalam seminggu persentasenya
25 lebih tinggi di daerah perdesaan daripada daerah perkotaan. Anak balita telantar di
20 perdesaan yang makan makanan berprotein tinggi nabati kurang dari 4 kali dalam
15 seminggu persentasenya sebesar 94,78 persen dan di perkotaan sebesar 81,04
10 persen.
5 Seperti halnya pada anak balita yang makan makanan berprotein tinggi
0
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K + D nabati, persentase anak balita telantar di perdesaan yang makan makanan
berprotein tinggi hewani 2 kali atau kurang dalam seminggu persentasenya lebih
2006 2009 2012
Sumber : BPS, Susenas MSBP 2006, 2009, dan 2012 tinggi di daerah perdesaan dibandingkan dengan daerah perkotaan (92,02 persen
berbanding 74,41 persen)
Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa,
Selain pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, standar pemberian termasuk karena kecelakaan, atau hal lain yang menyebabkan terganggunya
makanan bagi anak balita yang lain adalah memberikan makanan pendamping ASI kegiatan sehari-hari. Seseorang yang memiliki keluhan kesehatan tentunya akan
setelah 6 bulan dan ASI dilanjutkan hingga 2 tahun. Makanan yang diberikan menghambat aktivitas sehari-harinya. Secara umum, jumlah kejadian keluhan
kepada anak balita haruslah mengandung nutrisi dan gizi yang cukup. Salah satu kesehatan yang dialami penduduk pada dasarnya merupakan indikasi pola perilaku
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh anak balita adalah protein. tidak sehat penduduk.Usia anak balita adalah usia yang sangat rentan terutama
dalam masalah kesehatan. Kesehatan balita merupakan hal terpenting dalam
Tabel 3.7
Persentase Anak Balita Telantar menurut Frekuensi Makan Makanan Berprotein Tinggi tumbuh kembang manusia dari awal kelahirannya sampai dewasa, terlebih mereka
selama Seminggu Terakhir dan Tipe Daerah, 2012
merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipupuk sejak dini.
Makanan Perkotaan Perdesaan Berdasarkan Tabel 3.8, dapat diketahui bahwa sekitar 36,70 persen anak
Berprotein Tinggi Frekuensi (K) (D) K+D
balita telantar di tahun 2012 mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir.
(1) (2) (3) (4) (5)
Nabati <4 Kali 81,04 94,78 89,07 Jika diperhatikan menurut tipe daerah, tampak bahwa anak balita telantar yang
mengalami keluhan kesehatan di daerah perkotaan persentasenya lebih besar
≤4 Kali 18,96 5,22 10,93
dibanding dengan anak balita telantar di perdesaan (41,00 persen berbanding 33,65
Hewani ≤2 Kali 74,41 92,02 84,71
persen).
<2 Kali 25,59 7,98 15,29
Sumber : BPS, Susenas MSBP 2012
Tabel 3.7 memperlihatkan persentase anak balita telantar yang makan
makanan berprotein tinggi nabati dan hewani selama seminggu terakhir tahun 2012.
Anak Balit
| 36 Anak Balita Telantar Anak Balita Terlantar
a Terlantar
a Terlantar
Anak Balita Terlantar
Anak Balit
Anak Balita Telantar | 37