Page 20 - C:\Users\OIFUMSU\Documents\Flip PDF Professional\majalah edisi 1\
P. 20

K a l a m Semesta



                              “Ternyata Bulan Pernah Menyala


                                            Sebelum Padam”













              Allah berfirman:

                                                 ِّ
                        ﴾ ١٢ ﴿ًلايِ ص ْ فَتهانْ لَّصَفٍء ْ يَشَّلُك َ ىَباَسِ حْ لا َ ىنيِنسلاَدَدَعْ اى ُ مَل ْعَتِل َ ى ْ مُكِّبَّرنِّ مًلاْضَف ْ اىُغَتْبتِلًةَر ِ صْبُ مراَهَّنلاَتَيآانْ لَعَجَ ىِلْيَّللاَتَيآانْ ىَحمَفِنْيتَيآَراَهَّنلا َ ىَلْيَّللاانْ لَعَجَ و
                                                                        َ
                                 َ
                                ُ
                                               َ
                                                                                                  َ
                                                                                                           َ
                                                                                             َ
                                                                                    َ
                                                                                               َ
                                                                              ِ

              “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua ayat (tanda). Lalu, Kami hapus tanda
              malam  (dengan  kegelapan)  dan  Kami  jadikan  tanda  siang  itu  terang…”  (QS.  Al-

              Isra`:12)

              Ibnu Mandzur berkata bahwa kata  ayah berarti tanda. Ibnu Hamzah berkata bahwa
              sebuah ayah dari Al-Qur‟an itu seperti tanda yang menunjuk pada sesuatu yang lain.

                     Para  shahabat Rasulullah  telah  menyimpulkan  ayat  itu  lebih  dari  empat  belas

              abad silam bahwa bulan dulunya memancarkan cahaya, lalu Allah menghapus cahaya
              itu.  Mereka  menyebutkan  hal  itu  ketika  menafsirkan  firman  Allah  dalam  surah  Al-

              Isra`:12 tersebut.
                     Imam  Ibnu  Katsir  meriwayatkan  dalam  tafsirnya  bahwa  Abdullah  bin  Abbas
              berkata  dalam  menafsirkan  ayat  ini,  “Bulan  tadinya  memancarkan  sinar  seperti

              matahari  (sekarang),  dan  itu  adalah  tanda  malam,  lalu  sinar  itu  dihapus.
              Kegelapannya  seperti  saat  ini  adalah  tanda  dari  penghapusan  itu.”  (Sumber:  Ruhul

              Ma’ani oleh Al-Alusi Vol. 15 hlm. 26)

                     Ayat ini menunjuk sebuah fakta ilmiah yang baru diketahui pada abad ke-20,
              yakni jauh di masa lalu bulan menyala kemudian Allah memadamkan sinarnya. Hal itu

              disebutkan secara  eksplisit dalam Al-Qur`an. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
              Abdullah bin Abbas: Bulan dahulunya memancarkan sinar seperti matahari (sekarang),

              dan itu adalah tanda malam. Lalu, sinar itu dihapus. Kegelapan bulan saat ini adalah
              tanda  penghapusan  itu.  Demikian  pernyataan  shahabat  yang  disimpulkan  dari  Al-
              Qur‟an sekitar 14 abad silam. Nah, apa kata para astronom tentang masalah ini?



                                                                              September 2018 |  17
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25