Page 49 - Alquran dan Sains
P. 49
49
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat
Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa : 158)
Di ayat lain kita menemukan kata rafa’a yang
bermakna menaikkan.
ْ
ِ َ
ِ ْ
ِ
َِ
ِ ْ ِ َّ ِ
بِيَّطلا مكَلا هدع ْ صي هيلا ۚ اعي َ جَ هةَّ زعلا لَلَف َةَّ زعلا هديِري ن َ كَ ْ نَم
ه َ
ً
ه ل
َ َ ْ
ه
ِ
ْ
ههعَفري ه حلا َّ صلا هلمعلاو
ِ
َ َ َ
ه َْ
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka
bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-
Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan
amal yang saleh dinaikkan-Nya. (QS. Fathir : 10)
Padahal dalam sains dan sains modern, yang kita
tahu langit itu tidak berasal dari bumi yang
diangkat atau dinaikkan ke atas. Seolah-olah langit
itu semacam atap rumah yang disangga dengan
tiang-tiang. Karena langit itu sebenarnya bukan
seperti atap suatu bangunan yang harus disangga.
Langit di dalam Al-Quran bisa saja bermakna
atmosfir tempat dimana ada awan hujan, namun
juga bisa bermakna luar angkasa yang pada
dasarnya adalah ruang hampa. Namun yang mana
saja dari penyebutan langit, tidak ada satu pun
langit yang berupa atap atau kanopi sehingga harus
disangga dengan tiang.
Sedangkan Al-Quran malah secara tegas
menyebut bahwa langit itu adalah atap
sebagaimana atap rumah yang kita kenal.
ْ
اًظوهفْحَم اًفْقس ءامسلا اَنلعجو
َ َ َ َّ
َ َ َ