Page 27 - E-modul Keanekaragaman Hayati
P. 27
f. Keanekaragaman hayati sebagai aspek budaya
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas, tidak hanya merupakan aspek
ekologi dan sains, tetapi juga memiliki kerterkaitan yang erat dengan budaya
manusia. Berikut aspek budaya terkait keanekaragaman hayati, penggunaan
bunga mawar, kantil, dan melati saat ziarah kubur. Hari besar islam
menggunkan sapi, unta, dan kambing, untuk qurban.
g. Keanekaragaman hayati sebagai plasma nutfah
Plasma nutfah dapat berguna untuk merakit varietas unggul dari sebuah
spesies dan dapat mewariskan mutu sifat dari generasi ke generasi
selanjutnya. Plasma nutfah adalah bersifat spesifik spesies, artinya dalam
membicarakan plasma nutfah harus ditentukan spesies (jenis) tanamannya,
seperti: plasma nutfah padi; plasma nutfah ubijalar; plasma nutfah jagung;
plasma nutfah cabe; plasma nutfah kedelai, dan seterusnya.
1. Plasma nutfah padi (oryza sativa)
Padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia serta masyarakat di Asia. Padi memiliki kadar amilosa sekitar 4%
hingga 30% selain kadar amilosa padi mengandung protein, beberapa
mineral seperti zat besi (Fe) serta zinc (Zn).
2. Plasma nutfah jagung (zea mays)
Jagung dapat dibudidayakan hingga ketinggian 3600 mdpl. Selain itu
jagung merupakan sumber karbohidrat serta memiliki tryptophan dan lysine.
Jagung dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, snack, sayuran
bahkan sebagai makanan ternak.
9