Page 12 - E-LKPD ETNOSAINS ASAM BASA
P. 12
Tinjauan Etnosains
MENYIRIH
Orientasi Masalah
Bacalah artikel berikut dengan seksama!
Kebiasaan menyirih merupakan suatu tradisi
turun-temurun yang telah berlangsung semenjak
berabad-abad yang lalu dan sulit untuk
ditinggalkan. Kebiasaan unik ini menjadi sangat
populer dikalangan masyarakat karena memiliki
arti dan makna tertentu yang dapat terintegrasi Gambar 1. Bahan-bahan menyirih
dalam kehidupan sosial budaya suatu komunitas. Sumber : google.com
Provinsi Jambi merupakan tempat penyebaran pinang terbesar di Indonesia. Pinang yang
berada di Provinsi Jambi merupakan salah satu Pinang terbaik di dunia yang memiliki
kadar air rendah dibawah 6%. Salah satu pemanfaatan pinang secara tradisional yaitu
untuk mengobati bisul, diare, disentri, hidung berdarah (mimisan), cacingan dan malaria.
Selainitu kulit buah pinang juga digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan
(dispepsia), edema dan beri-beri karena urine yang sedikit. Pengunaan yang paling populer
pada buah pinang adalah, daun sirih dan kapur yang digunakan untuk bahan campuran
menyirih (Cahyani, 2020). Menyirih atau menginang adalah kegiatan mengunyah daun
sirih dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Bahan utama menginang adalah buah
pinang, daun sirih, kapur, gambir dan tembakau. Bahan tambahan menginang dapat
berbeda setiap wilayah, bahan tambahan yang biasa digunakan adalah heruk nipis, kelapa
parut mint, kapulaga, cengkeh, aroma dan stimulaant. Bahan menyirih akan disuguhkan
kepada tamu pada acara yang bersifat kekeluargaan atau acara adat. Kapur sirih dalam
menginang tidak boleh digunakan secara berlebihan karena kapur sirih mengandung
kalsium hidroksida dengan rumus kimianya yaitu yang merupakan basa kuat
sebab memiliki pH yang tinggi sekitar 11-12,5 (Novianti, 2022).
Menyirih, atau mengunyah sirih, adalah tradisi yang melibatkan daun sirih, pinang, kapur,
dan kadang-kadang bahan lain seperti tembakau. Proses ini memiliki hubungan yang erat
dengan teori asam-basa dalam kimia, hubungan antara menyirih dan teori asam-basa
terletak pada interaksi kimia antara komponen-komponen dalam bahan menyirih,
terutama kapur sirih yang bersifat basa, dengan zat-zat lain dalam campuran tersebut,
yang mempengaruhi pH dan menyebabkan berbagai reaksi kimia yang memberikan efek
baik dalam hal rasa, penyerapan zat aktif, dan perubahan warna.
e-LKPD Etnosains 9