Page 24 - E-MODUL AKUNTANSI PIUTANG DAGANG
P. 24
2. Penilaian Piutang Dagang
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan
dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan
yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak tertagih
(CKP). Baridwan (2010) berpendpat bahwa penyajian neraca digunakan dasar
pengukuran nilai realisasi/ Penyelesaian. Artinya piutang di neraca dilaporkan
sejumlah yang akan direalisasi yaitu jumlah yang diharapkan akan ditagih,
dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan tidak tertagih
kepada jumlah piutang. Karena neraca disusun tiap periode, maka tiap akhir
tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang bersangkutan. Kerugian
piutang ini debebankan pada periode bersangkutan sehingga dapat dihubungkan
antara kerugian piutang dengan penjualan-penjualan yang menimbulkan
piutang tersebut.
Contoh penyajian di neraca:
Aktiva Lancar
Piutang dagang Rp. 5.000.000
Cadangan kerugian piutang (CKP) (Rp. 500.000)
Nilai Realisasi bersih Rp 4.500.000
Tabel 2.8 Aktiva Lancar
Kerugian Piutang
Jusup (2005) menyatakan bahwa kerugian piutang merupakan hal yang
normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya perusahaan yang
melakukan penjualan secara kredit. Kerugian piutang yang terlaku rendah
17