Page 25 - E-MODUL AKUNTANSI PIUTANG DAGANG
P. 25
memerikan petunjuk bahwa kebijakan piutang perusahaan terlalu ketat,
sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan
kredit perusahaan terlalu longgar.
Piutang mejadi tak tertagih menurut Reeve, dkk (2009) berpendapat tidak ada
aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak tertagih.
Saat piutang sudah jatuh tempo, pertama-tama perusahaan harus menghubungi
pelanggan dan mencoba menagihnya. Jika setelah dihubungi beberapa kali
pelanggan tidak membayar, maka perusahaan dapat menyewa jasa agensi
penagih (debt collector). Setelah agensi penagih melakukan upaya penagihan,
seluruh saldo piutang yang tersisa dianggap tak tertagih.
Pencatatan kerugian piutang dikreditkan ke rekening diklasifikasikan sebagai
piutang tidak lancar. Piutang selanjutnya dapat diklasifikasikan dalam neraca
baik sebagai piutang dagang atau non dagang. Piutang dagang (trade
receivables) adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang
dapat diklasifikasikan menjadi piutang usaha dan piutang wesel. Piutang usaha
(account receivables) adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang
atau jasa yang dijual. Piutang wesel atau wesel tagih (notes recivables) adalah
janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di
masa depan.
Baridwan (2010) kemudian menjabarkan bahwa piutang yang timbul bukan
karena penjualan barang dan jasa tidak termasuk kelompok piutang dagang,
tetapi dikelompokkan tersendiri dengan judul piutang bukan dagang (bukan
18